Kamis, 19 Oktober 2017

Hari Kiamat di Dalam Al-Qur’an

Setelah peniupan sangkakala maka terjadilah peristiwa-peristiwa mengerikan yang benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya. Peristiwa-peristiwa tersebut telah disebutkan di dalam al-Qur’an dengan berulang dan sangat detail. Seorang muslim yang berupaya membaca al-Qur’an dan mentadabburi ayat-ayatnya pasti akan mendapatinya secara jelas dan gamblang.

Di dalam al-Qur’an, di samping menyebutkan berbagai peristiwa yang akan terjadi pada hari kiamat, Allah juga menyebutkan hari kiamat dengan nama-nama yang berbeda. Nama-nama tersebut bukanlah nama-nama yang kosong, tidak bermakna, akan tetapi setiap nama yang Allah sebutkan pastilah mengandung makna yang merupakan sifat dari hari kiamat itu sendiri. Dengan itu lengkaplah sudah gambaran mengenai hari kiamat yang terdapat di dalam al-Qur’an.

Tujuan dari penggambaran yang begitu mendetail tersebut tidak lain agar manusia tersadar dari kelalaiannya lalu membenahi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi hari kiamat tersebut.

Yaitu dengan berbekal ketaqwaan dan amal shalih, karena harta, kedudukan, dan jabatan seseorang pada hari itu tidak berguna lagi di sisi Allah.

Nama-nama hari kiamat

Sungguh banyak nama-nama hari kiamat yang disebutkan oleh Allah sebutkan di dalam al-Qur’an. Di antaranya adalah sebagai berikut:

Yaumud Din (hari pembalasan)
Setiap amalan manusia yang dilakukan di dunia, pada hari itu akan dibalas dengan balasan yang seadil-adilnya.

Al-Yaumul Akhir (hari yang terakhir)
Hari terakhir yang tidak ada lagi kehidupan dunia setelahnya.

Yaumul Qiyamah (hari penegakan)
Yaitu hari dibangkitkannya manusia dari kuburnya untuk ditegakkan kepada mereka balasan bagi amal perbuatan mereka.

As-Sa'ah (Waktu)
Karena kedatangannya secara tiba-tiba pada waktu yang telah ditentukan.

Yaumul Hasrah (hari penyesalan)
Yaitu orang-orang yang selama di dunia telah mempergunakan waktunya untuk berbuat kejelekan, mereka akan menyesal karena tidak memanfaatkannya untuk beramal shalih.

Yaumul Mau’ud (hari yang telah dijanjikan)

Yaumul Ba’ts (hari berbangkit)
Hari dibangkitkannya seluruh manusia dari kubur-kubur mereka.

Yaumul Fashli (hari keputusan)
Akan diputuskan mengenai hak-hak Allah terhadap hamba-Nya berupa balasan yang dijanjikan dan hak-hak antar sesama manusia.

Yaumut Talaq (hari pertemuan)
Karena pada hari itu penduduk bumi dan penduduk langit akan saling bertemu, demikian pula Allah akan bertemu dengan hamba-hamba-Nya, serta orang yang zhalim akan bertemu kembali dengan orang yang dizhalimi untuk ditegakkan keadilan di antara mereka.

Yaumul Jam’i (hari berkumpul)
Hari dikumpulkannya manusia di padang mahsyar.

Yaumul wa’id (hari terlaksananya ancaman)
Hari yang diancamkan kepada orang-orang kafir akan datangnya adzab yang pedih kepada mereka pada hari itu.

Al-Waqi’ah (kejadian)
Yaitu kejadian yang pasti akan terjadi.

Yaumut Taghabun (hari ditampakkannya kesalahan-kesalahan)
Hari di mana nampaklah hakikat bagi para penduduk neraka bahwa mereka telah berbuat salah dan tertipu dengan indahnya kehidupan dunia sedangkan penduduk surga merekalah yang mendapatkan keberuntungan pada hari tersebut.

Al-Haqqah (yang nyata terjadi)
Hari di mana janji Allah bagi hamba-hamba-Nya yang shalih akan menjadi nyata, serta terwujudnya ancaman-Nya bagi orang-orang yang menyelisihi perintah-Nya.

Al-Qari’ah (yang merisaukan)
Hari yang merisaukan, karena berbagai peristiwa yang mengerikan padanya.

At-Thammatul kubra (malapetaka besar)
Dinamakan dengannya karena tidak pernah ada malapetaka yang lebih besar darinya.

As-Shakhkhah (yang memekakkan)
Ibnu Jarir mengatakan bahwa bisa jadi ini adalah sebutan bagi tiupan sangkakala.

Al-Ghasyiyah (yang meliputi)
Yaitu hari yang meliputi umat manusia secara keseluruhan, dari manusia pertama sampai yang terakhir tidak akan luput darinya.

Itulah Di antara nama-nama hari kiamat yang ada di dalam al-Qur’an. Semoga dengan meresapi maknanya akan dikaruniakan kepada kita tambahan keimanan yang berbuah amal shalih sebagai bekal untuk hari tersebut.

Kejadian-kejadian hari kiamat

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَنْظُرَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُ رَأْيَ عَيْنٍ فَلْيَقْرَأْ (إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ) وَ (إِذَا  السَّمَاءُ انْفَطَرَتْ) و (إِذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ)

“Barangsiapa yang ingin melihat hari kiamat seakan-akan melihatnya (langsung) dengan mata kepala (sendiri) hendaknya ia membaca surah (إِذَاالشَّمْسُكُوِّرَتْ)” yakni surah at Takwir “dan surah (إِذَاالسَّمَاءُانْفَطَرَتْ)” yakni surah al Infithar, “dan ((HR. Ahmad, at-Tirmidzi dan al-Hakim dari shahabat Abdullah bin Umarradhiyallahu anhuma

Sungguh benar apa yang disabdakan beliau itu, mengingat kandungan surah-surah tersebut ternyata memang menyangkut rincian peristiwa yang terjadi pada hari kiamat. Pada surah-surah yang lain pun terdapat penyebutan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari kiamat. Secara keseluruhan semuanya akan memberikan gambaran utuh tentang betapa mengerikan keadaan pada hari itu. Tentunya hakikat sebenarnya dari peristiwa yang akan terjadi jauh lebih mengerikan dari yang kita bayangkan, wallahul musta’an (hanya kepada Allah kita memohon pertolongan).

Di antara rangkaian peristiwa yang terjadi pada hari kiamat yang disebutkan di dalam al-Qur’an adalah sebagai berikut:

Matahari digulung

Allah subhanahu wata’ala berfirman (yang artinya):

“Apabila matahari digulung.”

Yakni dikumpulkan sebagiannya dengan bagian yang lain kemudian lenyap. Apabila hal tersebut terjadi maka sinar matahari pun menghilang.

Langit terbelah, dan bintang-bintang berjatuhan

Sebagaimana dalam firman-Nya (yang artinya),

“Dan apabila bintang-bintang berjatuhan.”  serta firman-Nya, “Apabila langit terbelah, dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan.” juga firman-Nya (yang artinya), “Apabila langit terbelah.”

Langit yang selama ini kokoh, teratur, dan indah, menjadi pecah terbelah, kehilangan keteraturan dan keindahannya. Bintang-bintang jatuh berserakan dari garis edarnya. Cahayanya pun pudar dan lenyap.

Gunung-gunung beterbangan dan bumi diratakan

Allah azza wajalla berfirman (yang artinya),

“Dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan” Allah juga berfirman:

“Dan apabila gunung-gunung digerakkan.” ,

Yakni disingkirkan dari muka bumi, kemudian tidak tersisa setelahnya kecuali tanah datar, sebagaimana yang Allah firmankan dalam surah Thaha: 105-107(yang artinya),

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, maka katakanlah ‘Rabbku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya, maka dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu datar sama sekali, tidak ada sedikitpun kamu melihat padanya tempat yang rendah dan yang tinggi’.”

Gunung-gunung yang semula kokoh dan menjulang tinggi tersebut dihancurkan dan dijadikan seperti debu yang beterbangan dihembus angin kemudian hilang tak berbekas.

Seluruh manusia dibangkitkan dari kuburnya

Allah subhanahu wata’ala berfirman (yang artinya) “Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Rabb mereka. Mereka berkata, ‘Aduhai celakalah kami! siapakah yang membangkitkan kami dari tempat-tidur kami (kubur)?’ Inilah yang dijanjikan (Allah) yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(-Nya).”

Demikian pula Allah subhanahu wata’alaberfirman (yang artinya), “Dan apabila kuburan-kuburan dibongkar.” 

Lalu seluruh manusia akan digiring ke hadapan Allah untuk mempertangungjawabkan setiap amalannya di dunia.

Tidak hanya manusia, hewan-hewan pun pada hari itu akan dibangkitkan dan dikumpulkan, Allah subhanahu wata’alaberfirman (yang artinya), “Dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan.” 

Kemudian Allah akan menegakkan qishash (pembalasan) atas perbuatan aniaya yang dilakukan sebagiannya kepada yang lain. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

…حَتَّى يُقَادَ لِلشَّاةِ الْجَلْحَاءِ،مِنَ الشَّاةِ الْقَرْنَاءِ

“…sampai-sampai akan ditegakkan pembalasan bagi kambing yang tidak bertanduk kepada kambing bertanduk (yang menanduknya).” 

Setelah itu hewan-hewan tersebut pun akan musnah, sedangkan manusia akan hidup kekal abadi selamanya.

Harta-harta ditinggalkan, tidak dipedulikan.

Allah subhanahu wata’ala berfirman (yang artinya), “Dan apabila unta-unta yang hamil ditinggalkan (tidak diperdulikan).” 

Unta-unta hamil pada asalnya adalah harta yang dianggap berharga oleh manusia, namun pada hari kiamat akan ditinggalkan tanpa ada yang mengurus, tidak digembalakan, tidak pula diambil susunya. Ini disebabkan peristiwa yang mereka alami lebih mencengangkan dan menyita perhatian dari mengurusi harta mereka.

Demikian pula harta-harta yang terpendam di dalam bumi akan dikeluarkan. Allah subhanahu wata’alaberfirman (yang artinya), “Dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong.”

Manusia yang melihat harta-harta tersebut bukan kemudian tertarik dan berlomba-lomba mengambilnya, justru mereka merasa menyesal mengapa mereka dahulu berlomba-lomba dalam mendapatkan harta, padahal pada hari kiamat harta itu tidaklah bermanfaat bagi mereka.

Demikianlah gambaran ringkas tentang hari kiamat. Sungguh masih banyak ayat-ayat al-Qur’an tentang hari kiamat yang belum berkesempatan diangkat di rubrik buletin kali ini. Semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita untuk selalu membaca al-Qur’an dan membaca penjelasan para ahli tafsir seperti imam Ibnu aktsir. Dengan harapan agar semakin kokoh keimanan kita kepada hari akhir dan semakin banyak bekal yang disiapkan untuk menghadapinya.

Wallahu a’lam bish shawwab.

Penulis: 
Ust. Abu Ahmad Purwokerto hafizhahullah

Sumber :
http://mahad-assalafy.com/hari-kiamat-di-dalam-al-quran/