Rabu, 28 Desember 2016

GERAKAN MENYUSUP KAUM PENDUSTA

Oleh : Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafruddin hafizhahulloh

Berdusta (taqiyah) merupakan keyakinan yang dibenarkan dalam agama Syiah. Keyakinan ini ditanamkan sedemikian rupa kepada para penganut Syiah hingga mereka mengamalkan akidah taqiyah ini. Bagi mereka, taqiyah bukan sebuah dosa. Ia justru dinilai sebagai ibadah. Terlebih dalam situasi yang tepat untuk bertaqiyah.
Sebagai penyeru agama syiah, Jalaluddin Rakhmat, dalam “Ideologi Syi’ah Melacak Latar Belakang Revolusi Islam Di Iran” membenarkan akidah taqiyah ini. Katanya, “Keyakinan ini menyebabkan sepanjang sejarah, kaum Syi’ah menentang setiap kekuatan politik yang tidak sepenuhnya melaksanakan syariat Islam. Sesuai dengan kondisi, penentangan ini boleh bersifat pasif (taqiyah) atau aktif (dengan revolusi seperti yang telah terjadi).”
Pernyataan Jalaluddin Rakhmat ini terkait sikapnya memperjuangkan kekuasaan yang sesuai garis imamah kaum Syiah. Jalaluddin Rakhmat termasuk pengagum revolusi kaum Syiah di Iran yang berhasil menggulingkan kekuasaan Syah Iran, Reza Pahlevi. (Islam Alternatif Ceramah-Ceramah Di Kampus, hlm. 245)
Sejak revolusi kaum Syiah berlangsung di negeri Iran, penyebaran paham agama Syiah mendapat suntikan kekuatan. Poster-poster Khomeini dengan berbagai ukuran merebak di kalangan aktivis pergerakan, tak terkecuali di Indonesia. Demam revolusi mewabah para aktivis pergerakan. Revolusi kaum Syiah di Iran seakan-akan menginspirasi semangat para pemuda Islam di Indonesia untuk menggulingkan kekuasaan yang kala itu masih di tampuk pemerintahan Orde Baru. Kantor Kedutaan Besar Iran di Indonesia menjadi markas penyebaran paham Syiah kala itu. Banyak umat Islam yang berdecak kagum terhadap revolusi ala kaum Syiah Iran tersebut.
Namun, seiring perjalanan waktu, sebagian kaum muslimin di Indonesia mulai tersadar. Revolusi yang mengusung nama Islam yang digembar-gemborkan kaum Syiah ternyata dusta. Bukan Islam yang mereka usung, melainkan akidah Syiah dengan segala kesesatannya yang mereka taburkan ke dalam benak para aktivis pergerakan Islam.

Upaya Menyusupkan Paham
Hangatnya revolusi kaum Syiah di Iran benar-benar dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menularkan virus sesat kaum Syiah. Beberapa pemuda, di antaranya dari Solo, Pekalongan, dan kota lainnya di Indonesia diberangkatkan ke Iran. Sejak saat itu, gelombang pengiriman anak muda yang dibius ajaran sesat Syiah terus berlangsung. Dari merekalah kemudian bercokol satu demi satu markas penyebaran Syiah di Indonesia. Lampung, Bandung, Pekalongan, Jepara, Yogyakarta, Bangil, dan beberapa kota lainnya mulai unjuk taring. Mereka suarakan paham Syiah. Walau di antara mereka, kala itu, ada yang masih menyembunyikan kesyiahannya alias bertaqiyah. Ada juga yang lantaran semangat langsung mendendangkan paham Syiah ke tengah-tengah masyarakat.
Generasi awal ini terolong militan. Untuk kalangan intelektual, terkhusus di kampus, sosok Jalaluddin Rakhmat tak bisa diabaikan peranannya. Melalui sekolah menengah yang dirintisnya, Jalaluddin Rakhmat giat melakukan kaderisasi kesyiahan. Berbagai beasiswa ditawarkan kepada tunas muda tersebut untuk melanjutkan studi ke Qum atau perguruan tinggi di kota lainnya di Iran.
Seiring dengan itu, di barisan media masa, Surat Kabar Republika pun kerap menjadi corong menyusupkan paham Syiah. Tak jarang, Republika menuai protes lantaran dimanfaatkan oleh segelintir orang yang mengemudikan kebijakannya ke arah pemahaman Syiah. Melalui media buku, surat kabar, dan lainnya kerap diusung tema-tema mendekatkan antara Sunni-Syiah. Mereka berupaya menghembuskan titik kesamaan antara Sunni-Syiah. Di antaranya, disebutkan bahwa “baik Sunni maupun Syiah sama-sama menyembah Allah,” “Allah dan Rasul Syiah sama dengan Sunni,” dan ungkapan-ungkapan lainnya yang menjadikan umat tertipu.
Syubhat (kesamaran) inilah yang bisa menggelincirkan akidah seorang muslim sehingga berubah menjadi seorang Syi’i (penganut agama Syiah). Padahal, apa yang ada di dalam ajaran Islam sangat jauh berbeda dengan apa yang ada dalam agama Syiah. Perbedaan tersebut justru terkait masalah yang bersifat prinsip. Misal, dalam ajaran Islam, seorang muslim diajarkan untuk tidak mencela seorang pun dari sahabat Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam,

لاَ تَسُبُّوا أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِي فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَوْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا أَدْرَكَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلاَ نَصِيفَهُ
“Janganlah kalian mencela seorang pun dari sahabatku. Sungguh, andai ada seorang dari kalian yang menginfakkan emas semisal Gunung Uhud, yang demikian itu belum bisa menyamai sesuatu yang telah mereka infakkan (walau) satu mud (segenggam) atau seperduanya.” 
(HR. al-Bukhari dan Muslim) 

Bagaimana bisa dikatakan ada titik dekat antara Islam dan Syiah?
 – Seorang muslim menghormati sahabat yang mulia, Muawiyah radhiyallahu ‘anhu, sedangkan orang Syiah mencelanya, bahkan mengafirkannya.
– Bagaimana pula bisa disamakan antara Islam dengan Syiah? Padahal Islam mengajarkan penghormatan terhadap sahabat yang mulia, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, sedangkan Syiah mencercanya dengan segala penghinaan yang mendalam. Bahkan, mereka menyebut beliau munafik dan murtad.
– Islam mengajari umatnya untuk memuliakan Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha, sedangkan Syiah menuduhnya sebagai pelacur.
– Islam mengajari kita untuk memuliakan Abu Bakr ash-Shiddiq dan Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, sementara Syiah mencaci maki dan mengafirkan keduanya, serta menggelari keduanya dengan gelar buruk, “dua berhala Quraisy”.
Padahal para sahabat yang dicerca oleh orang Syiah adalah orang-orang yang meriwayatkan hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam. Lantas, jika mereka bukan orang-orang terpercaya, bagaimana halnya dengan hadits-hadits yang diriwayatkan oleh mereka?
Ini sebuah tipu daya musuh Islam. Sungguh, orang-orang Syiah adalah musuh Islam dan kaum muslimin. Mereka menebarkan berbagai kerusakan ke dalam tubuh umat. Berbagai kerusakan itu mereka susupkan melalui beragam cara.

Menyusup ke Kalangan Intelektual dan Masyarakat
Dalam rangka mendekatkan pemahaman Syiah kepada masyarakat, pemerintah Syiah Iran melakukan langkah-langkah pendekatan ke berbagai ormas Islam. Salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia berhasil dirangkul. Untuk hal ini, pemerintah Syiah Iran mengutus pejabat setingkat menteri guna mengunjungi pimpinan tertinggi ormas Islam. Langkah ini pun diikuti para pengurus organisasi Syiah di daerah untuk berdialog dengan pimpinan daerah ormas Islam.
Penyebaran ajaran Syiah makin meruyak ke kalangan intelektual melalui pendirian Iran Corner. Di beberapa perguruan tinggi berlabel Islam, Iran Corner dijadikan semacam syiahisasi berbaju pertukaran budaya. Paham Syiah langsung ditebarkan di jantung kalangan akademisi yang memang rentan disusupi pemahaman agama warna-warni. Tak kurang dari 12 Iran Corner berhasil didirikan di perguruan-perguruan tinggi berlabel Islam. Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, UIN Ciputat adalah beberapa perguruan tinggi yang telah berhasil dirangkul oleh negara Syiah Iran. Program ini akan terus bergulir sebagai manifestasi dari tekad kaum Syiah untuk menebar pemahaman Syiah Rafidhahnya di Indonesia.
Sisi lain, berbagai yayasan dan pondok pesantren Syiah pun tak tinggal diam. Mereka menggarap kalangan kaum muslimin menengah ke bawah. Melalui pendekatan kemasyarakatan, mereka mengajak kaum muslimin untuk bersatu. Awal dakwah mereka mengesampingkan perbedaan paham yang ada. Mereka mengusung jargon bahwa tuhan mereka sama, nabi mereka sama, kiblatnya pun sama, serta unsur-unsur yang sama lainnya. Apabila diungkit tentang nikah mut’ah dan kesesatan lainnya, mereka pun akan bertaqiyah. Dusta dalam hal ini adalah ibadah menurut keyakinan mereka.
Beberapa waktu lalu sebagian kaum muslimin sempat dihebohkan dengan munculnya nama Jalaluddin Rakhmat di jajaran caleg salah satu partai politik. Bahkan, rumor dirinya akan menduduki jabatan menteri agama sempat pula merebak. Kemunculan Jalaluddin Rakhmat di barisan partai politik tanpa embel-embel agama ini tentu memiliki target dan tujuan tersendiri. Seiring maraknya intimidasi terhadap kalangan Syiah di berbagai daerah, tentu Jalaluddin Rakhmat telah berkalkulasi menetapkan pilihannya pada salah satu partai politik. Setidaknya, partai politik yang dijadikan pilihannya memiliki satgas yang tersebar di berbagai daerah. Lebih dari itu, partai politik ini memiliki massa fanatik yang lumayan solid. Dengan figur Jalaluddin Rakhmat, kaum Syiah di daerah bisa menyusup dan berlindung di balik kandang banteng.
Setelah melebur, ke depan akan teropini, bahwa mengganggu orang Syiah sama dengan mengganggu kader partai. Itu berarti akan berhadapan dengan kekuatan satgas dan masa fanatik partai politik satu ini. Implikasi semacam ini tentu yang diharap. Akhirnya, kaum Syiah yang masih minoritas di berbagai daerah bisa terlindungi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

{مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ (41)} [العنكبوت: 41]
“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.” (al-‘Ankabut: 41)

Lebih dari itu, hal ini diharap bisa memengaruhi para pengikut partai politik satu ini untuk menjadi penganut Syiah atau bersimpati pada kaum Syiah. Nas’alullaha as-salamah.
Menilik perjalanan sejarah, sungguh tidak mengherankan apabila kaum Syiah melakukan gerakan penyusupan. Infiltrasi model Syiah telah ada pendahulunya. Runtuhnya Daulah Abbasiyah, ratusan ribu kaum muslimin tertumpah darah hingga memerahkan air sungai Dajlah di Baghdad, Irak, serta berikutnya air sungai itu berganti warna biru lantaran kitab-kitab karya ulama dibuang ke sana, merupakan akibat ulah penyusup Syiah. Muhammad bin al-Alqami dan Nashiruddin ath-Thusi, keduanya penganut Syiah Rafidhah yang mendendam kepada Ahlus Sunnah, berhasil menyusup ke pemerintahan Bani Abbasiyah dan menjadi menteri kepercayaan. Dari sanalah keduanya menyusun makar hingga pasukan Tartar pimpinan Hulagu Khan berhasil masuk Baghdad dan melakukan perbuatan keji. (Lihat Asy-Syariah, edisi 101)
Gerakan penetrasi ke berbagai perguruan tinggi, pemerintahan, ormas-ormas Islam merupakan salah satu strategi dakwah kaum Syiah di Indonesia. Melalui strategi dakwah semacam itu, kaum Syiah berupaya mendekatkan ajarannya kepada umat. Dengan demikian, umat tidak merasa asing dengan paham Syiah, dan akan menganggap bahwa Syiah adalah salah satu mazhab sebagaimana mazhab lainnya yang diakui oleh Ahlus Sunnah. Akhirnya, paham Syiah tidak lagi dianggap sebagai paham sempalan yang sesat dan menyesatkan.

Syiah Itu Radikal
Radikalisme melekat kuat dalam ajaran Syiah. Para ulama mereka mengajarkan kepada penganutnya bahwa seluruh sahabat telah murtad kecuali tiga orang saja, yaitu Miqdad bin al-Aswad, Abu Dzar al-Ghifari, dan Salman al-Farisi.(al-Kulaini dalam al-Kafi 8/245, lihat Taudhihu an-Naba’ ‘an Mu’assisi asy-Syi’ah Abdullah bin Saba’, hlm. 121)
Sikap radikal ini ditanamkan sedemikian rupa sehingga bagi penganut syiah hanya ada ahlu bait dan sahabat yang disebutkan saja yang patut mereka cintai. Selain yang disebutkan di atas, para sahabat lainnya dianggap manusia tercela.
Radikalisme dalam ajaran Syiah tergambar dari ungkapan yang ditulis Jalaluddin Rakhmat saat mengungkap makna syahadah. Kata Jalaluddin Rakhmat, “Syahadah, atau mencari kematian di dalam jihad fi sabilillah, sebenarnya merupakan salah satu nilai penting dalam perjuangan hidup seorang muslim. Akan tetapi, nilai syahadah di kalangan kaum Syiah merupakan nilai yang relatif lebih meresap daripada yang diresapi oleh kaum Sunni. Ini tercermin dalam slogan-slogan saat terjadinya revolusi Iran, ‘Mihrab Syi’ah adalah mihrab darah,’ ‘Dalam hidup Syiah, tiap hari merupakan Asyura; setiap tempat adalah Karbala,’ atau seperti diucapkan Husein, Imam Syiah yang ketiga, ‘Kematian bagiku hanyalah kebahagiaan (Inni laa aral mauta illas sa’adah)’.” (Islam Alternatif, hlm. 245—246)
Bau amis darah menyengat kuat dalam paham Syiah. Sejarah telah membuktikan betapa kaum Syiah telah menulis perjalanan sejarah umat ini dengan darah. Sebuah radikalisme telah dipertontonkan secara vulgar di hadapan umat. Karena itu, kewaspadaan terhadap bahaya laten kaum Syiah juga perlu ditingkatkan. Sejarah berdarah yang telah ditoreh oleh Syiah jangan sekali-kali dilupakan. Sedikit saja kaum Syiah memiliki kekuatan, niscaya kaum muslimin bisa mendapat perlakuan tidak patut. Dalam keadaan lemah saja kaum Syiah berani mencerca para sahabat yang dimuliakan oleh kaum muslimin. Apalagi ketika kekuatan itu ada pada mereka. Entah, apa yang akan diperbuat mereka terhadap kaum muslimin. Nas’alullaha as-salamah.
Kaum Syiah merasa lebih agung dan tinggi kedudukannya dibanding dengan umat lainnya. Bahkan, para imam Syiah memiliki derajat dan kedudukan yang lebih tinggi dibanding dengan para nabi dan rasul sekalipun. Dalam kitab al-Hukumah al-Islamiyyah (hlm. 47-48), Khomeini mengungkapkan, “Kedudukan para imam kami lebih tinggi daripada kedudukan para nabi dan rasul.” (Rafidhatu al-Yaman ‘ala Marri az-Zaman, asy-Syaikh Muhammad bin Abdillah al-Imam, hlm. 484)
Maka dari itu, dengan segala paham sesat dan menyesatkan, akankah paham Syiah dibiarkan? Kaum Syiah di Indonesia benar-benar memanfaatkan celah kebebasan beragama dan berkeyakinan yang ada di Indonesia, walau harus mencela para sahabat Nabi n, walau dengan cara merendahkan martabat para nabi dan rasul, sebagaimana diungkapkan oleh Khomeini. Masihkah mereka layak mendapat tempat di negeri ini?
Siapa pun kita, selama mencintai Islam sebagai agamanya, hendaknya mewaspadai gerakan kaum Syiah ini. Jangan sampai terulang lagi sejarah yang bersimbah darah. Wallahu a’lam.

Teror Ala Syiah
Pemerintah Malaysia menyikapi secara tegas pemahaman dan penganut syiah. Pihak pemerintah memberi label kepada komunitas Syiah di Malaysia sebagai gerakan yang mempunyai elemen militan. Bahkan, pernah beberapa orang ditahan unit anti terorisme, dan mereka mengaku sebagai pengikut Syiah.
Sebagai sebuah paham, Syiah memiliki doktrin yang menjadikan pengikutnya bersikap militan dan radikal. Revolusi di Iran yang dilakukan kaum Syiah memberi gambaran betapa radikalisme kaum Syiah sedemikian kuat.
Penyanderaan terhadap staf kedutaan Amerika Serikat di Teheran juga memberi sinyal kuat unsur radikalisme dalam komunitas Syiah. Drama penyanderaan yang berawal 4 Nopember 1979 tersebut berlangsung selama 444 hari. Penyanderaan ini didukung pihak pemerintah Iran, bahkan di bawah kendali langsung Khomeini.
Aksi-aksi teror biasanya didukung oleh pemahaman radikal yang membabi buta. Saat musim haji pun, sekelompok pengikut Syiah memanfaatkannya untuk melakukan demo. Khomeini pernah memerintah jamaah haji Iran untuk melakukan demo terhadap pemerintah Saudi. Tragedi 31 Juli 1987 menewaskan ratusan orang. Sebuah tindakan tak patut dilakukan oleh kaum Syiah di Tanah Haram. Kekhusyukan beribadah sirna akibat radikalisme membabi buta yang dilakukan para pengikut syiah. Sejarah tentu mencatat tragedi menyedihkan ini.
Dalam perjalanan sejarah, aksi kaum Syiah diwarnai merah darah. Tengoklah apa yang terjadi di Suriah. Pemerintahan Syiah membantai sekian banyak manusia. Darah tertumpah di bumi Syam. Sebuah tragedi yang memilukan. Mewaspadai gerakan kaum Syiah tentu bukan sesuatu yang berlebihan. Sebab, fakta sejarah telah mengungkapkan tentang perbuatan licik kaum Syiah yang berakhir dengan aksi teror dan banjir darah. Katanya, mereka mencintai Husain, cucu Rasulullah n. Nyatanya, sejarah mengungkap bahwa kaum Syiahlah yang membunuh Husain di Karbala. Mereka licik. Sejarah pun diputarbalikkan. (Lihat Asy Syariah edisi 101)
Lebih dari itu, mewaspadai gerakan kaum Syiah merupakan upaya membentengi umat dari pemahaman sesat yang dijejalkan ke tengah-tengah umat. Apabila dusta menjadi inti ajarannya, lantas kebaikan apa yang bisa diperoleh darinya? Apabila mut’ah dilegalkan, lantas kehidupan bermasyarakat yang bagaimana yang hendak dibentuk? Apabila para imam mereka lebih tinggi kedudukannya dibandingkan dengan para nabi dan rasul, lantas agama model apakah yang akan ditanamkan pada umat?
Kerusakan demi kerusakanlah yang akan dituai manakala ajaran Syiah ini menjalar di tubuh umat. Islam justru berlepas diri dari model pemahaman yang diyakini oleh kaum Syiah. Ingatlah, tangan Abdullah bin Saba yang keturunan Yahudi, saat melahirkan agama Syiah ini dilumuri darah. Maka dari itu, tidak berlebihan apabila umat Islam tetap harus mewaspadai ajaran sesat satu ini. Nas’alullaha as-salamah.
Wallahu a’lam.

Sumber :
http://www.manhajul-anbiya.net/gerakan-menyusup-kaum-pendusta/
(Majalah Asy-Syariah edisi 102, hlm. 5—10)

MEREKA MEMBELA SYIAH

Oleh : Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafizhahulloh

Islam adalah agama yang berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah dengan pemahaman para salaf, yaitu para ulama yang seyogianya dikategorikan ulama, seperti para sahabat Nabi dan al-Khulafa ar-Rasyidin. Sebab, mereka adalah penyambung lidah Islam yang mewarisi langsung ilmu-ilmu Rasulullah Shalallahu ‘alahi wa sallam. Mereka memperjuangkan penegakan akidah Islam dan menuntun generasi selanjutnya untuk berjalan di atas metodenya (manhaj).
Islam tegak di atas akidah mereka yang mempertahankan al-Qur’an dan hadits, agar tidak hilang dan sirna dari umatnya. Itulah perjuangan mereka sebagai ulama, selalu menjadi garda terdepan pembelaan terhadap Islam.
Sungguh aneh kalau predikat ulama ini disematkan kepada mereka yang menyamakan Syiah dengan Sunni, atau menganggap Syiah bagian dari mazhab Islam. Artinya, perlu dipertanyakan status mereka sebagai “ulama”, apakah predikat yang disandangkan oleh umat kepada mereka itu sesuai dengan konsep pemikirannya yang tidak mengacu kepada ilmu ataukah tidak. Sebab, memang jelas bahwa pemikiran mereka bertolak belakang dengan Islam.
Lantas, siapakah yang disebut ulama yang menyejajarkan Syiah dengan Islam, sehingga tidak menyebut Syiah sesat? Ternyata mereka terbilang  pentolan bangsa ini, dianggap sebagai tokoh umat dan tokoh masyarakat yang menaruh simpati kepada Syiah, hingga akhirnya mereka termasuk dalam mata rantai kesesatan Syiah. Inilah kata mereka tentang Syiah.

Prof. Dr. Umar Shihab
“Syiah bukan ajaran sesat, baik Sunni maupun Syiah tetap diakui Konferensi Ulama Islam Internasional sebagai bagian dari Islam.”
(rakyatmerdekaonline.com)

Dr. Alwi Shihab (Mantan Menkokesra)
“Bangsa kita sangat membutuhkan ulama-ulama yang mampu melakukan pendekatan antar mazhab (Sunni-Syiah), pendekatan antar-pemikiran dan orientasi. Bangsa kita haus dengan tokoh Islam yang mampu mempersatukan umat. Selama ini yang banyak mengambil tempat adalah mereka yang gemar menyesatkan kelompok lain di luar mereka. Dan kondisi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja.”
Pernyataan yang sangat tendensius ini tidak selayaknya muncul dari seorang yang bergelar doktor. Akan tetapi, hal itu bukanlah mustahil ketika diketahui ternyata beliau adalah doktor lulusan Universitas Temple Amerika Serikat!

KH. Said Agil Siradj
“Ajaran Syiah tidak sesat dan termasuk Islam seperti halnya Sunni. Di universitas di dunia mana pun tidak ada yang menganggap Syiah sesat.”
(tempo.co)
Dia juga mengatakan, “Muslim Indonesia yang dikenal Ahlus Sunnah sesungguhnya sudah menjadi Syiah minus Imamah.” (Kompas, 13 Mei 2007)

Prof. Dr. Din Syamsuddin
“Tidak ada beda Sunni dan Syiah. Dialog merupakan jalan yang paling baik dan tepat, guna mengatasi perbedaan aliran dalam keluarga besar sesama muslim.” (republika.co.id)

KH. Abdurahman Wahid (Gus Dur)
“Syiah itu adalah NU plus imamah, dan NU itu adalah Syiah minus imamah.” (rakyatmerdekaonline.com)

KH. M. Maftuh Basyuni SH
“Baik Sunni maupun Syiah punya dasar yang sama, jadi tidak perlu dipertentangkan.” (Kompas, 13 Mei 2007)

Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
“Syiah merupakan bagian dari sejarah Islam, dalam perebutan kekuasaan dari masa sahabat, karenanya akidahnya sama, al-Qur’annya dan Nabinya juga sama.” (republika.co.id)

Prof. Dr. Syafi’i Ma’arif
“Kalau Syiah, di kalangan mazhab dianggap sebagai mazhab kelima.” (okezone.com)

KH. Nur Iskandar SQ
“Kami sangat menghargai kaum muslimin Syiah.” (inilah.com)

Itulah pernyataan-pernyataan tokoh-tokoh masyarakat yang diulamakan, yang bersandar kepada hawa nafsu. Predikat yang disandangnya setinggi  langit belum tentu menghasilkan pendapat yang positif terhadap Islam. Mereka cenderung overdosis dalam mengambil kesimpulan.

Di dalam tubuh umat Islam, yang bergelar profesor itu banyak. Akan tetapi, hal itu tidak menjadikan jaminan bahwa seseorang agamanya benar. Kalau tujuan mencari ilmu hingga berhasil mencapai gelar doktor atau profesor hanya untuk sematan belaka, tidak berarti mereka mampu dalam ilmu agama. Sebab, dalam perspektif Islam, ilmu agama itu bisa dipelajari oleh siapa saja, tanpa dibatasi oleh doktrin perguruan tinggi yang salah kaprah.
Kaum muslimin hendaknya berhati-hati dan tidak mudah dikelabui oleh pernyataan-pernyataan miring yang bertolak belakang dengan ajaran Islam, yang justru menjadi angin segar bagi Syiah.

Sampai kapan pun, Syiah adalah kelompok yang sesat: sumber hukumnya berbeda dengan kaum muslimin, mereka mengubah isi al-Qur’an, bahkan meyakini bahwa al-Qur’an yang ada sekarang itu tidak lengkap, tidak memercayai hadits karena periwayatnya adalah para sahabat yang menurut mereka telah kafir dan murtad, dan berbagai keyakinan lain yang bukan akidah Islam.

Sumber Majalah Asy Syariah edisi 102 hlm 19–21

Sumber :
http://www.manhajul-anbiya.net/mereka-membela-syiah/

Senin, 26 Desember 2016

PENDEKATAN ANTARA SUNNI DAN SYI'AH, MUNGKINKAH ?

Asy Syaikh Dr. Ali bin Yahya Al Haddady حفظه اللّٰه.

Aqidah Kaum Rafidhah (Hadiah Bagi Para Da'i yang menyerukan pendekatan antara Sunni dan Syi'ah)

Yang pertama : Kesesatan kaum Rafidhah dalam Tauhid Rububiyyah

▪️Sungguh kaum Rafidhah telah sesat dalam tauhid rububiyyah dengan kesesatan yang jauh padahal tauhid tersebut diakui dan diyakini oleh semua umat bahkan makhluk yang paling kafir sekalipun.

▪️Dan penjelasannya ialah bahwasanya kita segenap Ahlussunnah meyakini bahwa Allah Ta'ala ialah satu-satunya pencipta dan pengatur seluruh alam semesta sebagaimana firman Allah Ta'ala :

(( الحمد لله رب العالمين )).

"Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam".

Dan sebagaimana firman Allah Ta'ala :

((يدبر الأمر )).

"Dialah (Allah) yang mengatur segala urusan".

Dan Allah Ta'ala berfirman tentang kaum musyrikin terdahulu :

(( قل لمن الأض ومن فيها إن كنتم تعلمون. سيقولون لله. قل أفلا تذكرون )).

"Katakanlah : milik siapa bumi dan penghuninya jika kalian mengetahui? mereka akan menjawab : milik Allah, katakanlah : mengapa kalian tidak mau mengingat?".

▪️Namun kita dapati diantara keyakinan-keyakinan kaum Rafidhah ialah menisbahkan kepemilikan dan pengaturan alam semesta kepada sebagian makhluk seperti Ali Bin Abi Thalib رضي الله عنه atau kepada sebagian keturunan beliau.

▪️Al Kulaini meriwayatkan dalam bab "Sesungguhnya bumi seluruhnya milik sang imam" dari Abu Abdillah bahwa ia berkata :
"Tidakkah engkau mengetahui bahwa dunia dan akhirat milik sang imam dimana ia meletakkannya dimanapun ia kehendaki dan memberikannya kepada siapapun yang ia kehendaki".

▪️Dan diantara yang menguatkan keyakinan mereka dalam mensejajarkan para imam-imam mereka dengan Allah Ta'ala ialah kedustaan yang dibuat-buat oleh mereka dalam kitab-kitab mereka dan menisbahkannya kepada para imam-imam mereka berupa kemampuan menghidupkan orang-orang mati.

Al Majlisy dalam "Al Bihar" meriwayatkan (dengan sanad ala Syi'ah) bahwa seseorang berkata kepada Ja'far bin Muhammad 'alaihimas salam : "Seorang yang mati di pekuburan ini perintahkanlah kepadanya untuk mendatangiku". Maka Ja'far berkata : "Siapa namanya ?"  maka orang tersebut menjawab : "Namanya Ahmad".
Ja'farpun mengatakan : "Wahai Ahmad berdirilah dengan izin Allah dan dengan izin Ja'far bin Muhammad!", maka iapun berdiri.

▪️Perhatikan ucapannya dalam riwayat tersebut : (berdirilah dengan izin Allah dan izin Ja'far) mereka menjadikan Ja'far sebagai tandingan bagi Allah Ta'ala dimana mayyit berdiri dengan izinnya sebagaimana berdiri dengan izin Allah Ta'ala.

▪️Dan aqidah ini senantiasa diwariskan diantara mereka hingga hari ini.

Al Khomeini berkata :
(Sesungguhnya sang imam memiliki kedudukan yang terpuji dan derajat yang tinggi serta khilafah takwiniyyah dimana tunduk kepada kekuasaannya semua makhluk di alam semesta ini).

▪️Maka berhak kita bertanya kepada kaum Rafidhah : apabila para imam-imam kalian sebagaimana yang kalian yakini memiliki kemampuan mengatur urusan alam semesta lantas kenapa mereka takut mati ? dan kenapa mereka bersembunyi dari musuh mereka, dan kenapa musuh mereka bisa menimpakan gangguan kepada mereka ? kenapa mereka dipenjara dan dibunuh?

👉Ali رضي اللّٰه عنه mati terbunuh, Al Hasan رضي اللّٰه عنه ad yang a mengatakan  mati karena diracun, dan Al Husain رضي اللّٰه عنه mati terbunuh.

👉Adapun sang imam yang kalian tunggu-tunggu kemunculannya tidaklah yang menghalanginya untuk keluar menurut kalian melainkan takut terbunuh, maka ini merupakan kontradiksi yang tidak seorang berakal untuk membenarkannya, dan dari sisi yang lain tidak mungkin bagi kaum Rafidhah untuk menjawab sikap kontradiksinya tersebut kecuali dengan bertaubat kepada Allah dari kedustaan tersebut dan dari kebatilan-kebatilan yang semisalnya.

Yang kedua : Kesesatan kaum Rafidhah dalam Tauhid Uluhiyyah.

▪️Sebagaimana kaum Rafidhah telah sesat dalam tauhid rububiyyah maka mereka juga sesat dalam tauhid uluhiyyah dengan kesesatan yang jauh, ketika kita meyakini bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah dan kita meyakini bahwa memalingkan salah satu jenis ibadah kepada selainNya adalah syirik akbar yang bisa mengeluarkan pelakunya dari agama Islam berdasarkan firman Allah Ta'ala :

(( واعبدوا اللّٰه ولا تشركوا به شيئا )).

"Beribadahlah kepada Allah dan jangan menyekutukanNya dengan sesuatu apapun".

▪️Maka kita dapati kaum Rafidhah tidak memperhatikan sama sekali kepada permasalahan mengesakan Allah dalam ibadah dikarenakan mereka menyerang ayat-ayat tauhid dan ayat-ayat yang memperingatkan dari kesyirikan lalu mereka mentahrif makna-maknanya dan membatalkan makna hakiki yang ditunjukkannya serta memalingkannya kepada makna yang jauh sehingga mereka memaknai perintah untuk bertauhid dengan makna mengesakan Ali رضي اللّٰه عنه dengan imamah setelah Nabi صل اللّٰه عليه وسلم dan mereka memaknai kesyirikan dengan menjadikan imam selain Ali.

▪️Dan atas dasar ini maka barangsiapa yang meyakini bahwa Ali adalah sang imam setelah Nabi صلى اللّٰه عليه وسلم maka dialah seorang yang bertauhid, dan barangsiapa yang yang tidak meyakini Ali sebagai imam setelah Nabi صلى الله عليه وسلم maka ia kafir dan musyrik yang batal semua amalannya dan ia termasuk penghuni neraka dan kekal di dalamnya.
Inilah apa yang disebutkan oleh riwayat-riwayat dalam kitab-kitab rujukan mereka diantaranya adalah penafsiran mereka terhadap firman Allah Ta'ala :

(( ولقد أوحي إليك وإلى الذين من قبلك لئن أشركت ليحبطن عملك ولتكونن من الخاسرين )).

"Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi sebelummu jika engkau berbuat kesyirikan niscaya akan batal amalanmu dan niscaya engkau termasuk orang-orang yang merugi".

▪️Mereka mengatakan tentang makna ayat ini : "Yakni jika engkau berbuat syirik dalam bentuk memberikan imamah kepada selain Ali". (Lihat : Al Kafi karya Al Kulainy).

▪️Kemudian setelah itu mereka mensyariatkan syirik akbar terhadap wali-wali mereka berupa berdoa kepada para imam-imam mereka, beristighatsah kepada mereka, menjadikan para imam-imam mereka sebagai perantara-perantara antara mereka dengan Allah, bersujud kepada kuburan mereka dan menjadikannya kiblat selain ka'bah serta berusaha untuk mentelantarkan Masjidil Haram sehingga merekapun meremehkan kedudukan ka'bah dan tempat-tempat yang merupakan syiar ibadah haji dan membuat-buat keutamaan-keutamaan bagi Karbala', Kufah dan Qum secara dusta, maka apa yang mereka inginkan setelah itu ? mereka menginginkan untuk menghancurkan islam, merusak ajaran-ajaran islam, menghidupkan kesyirikan dan watsaniyyah (berhalaisme) yang telah Allah padamkan melalui tangan (Nabi) Muhammad صلى الله عليه وسلم dan mereka mengingin

kan untuk menghalangi manusia dari berhaji ke Baitullah Al Haram serta menginginkan untuk menghalangi manusia dari melakukan shalat di masjid Nabi mereka dan mereka mencurahkan usaha mereka untuk merealisasikan tujuan-tujuan ini dalam keadaan mereka lupa bahwa Allah akan menyempurnakan cahayaNya walaupun kaum musyrikin benci.

Sumber : Risalah yang berjudul "Takhriib Laa Taqriib".

📤Link unduhan risalah : http://www.haddady.com/book/تخريب-لا-تقريب-فصول-من-عقيدة-الرافضة-مه/

🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
telegram.me/dinulqoyyim

Jumat, 23 Desember 2016

CUKUPKAH MENJELASKAN KEBENARAN TANPA MEMBANTAH KEBATHILAN

Asy-Syaikh Muhammad bin Hady hafizhahullah

Seorang yang mendakwahkan agama Allah selalu bersama dua keadaan: memerintahkan yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar.

Amar ma’ruf adalah mengajak manusia kepada kebaikan, sedangkan nahi mungkar adalah mengingkari semua hal yang menyelisihi perintah Allah dan Rasul-Nya shallallahu alaihi was sallam. Jadi harus ada hal yang ini dan yang itu. Padanya terdapat bantahan yang paling mengena terhadap siapa saja yang mengatakan kepadamu: “Ajarilah manusia yang benar, mereka otomatis akan mengetahui yang salah!” Orang yang semacam ini dia bodoh berlipat. Karena Allah memuji orang-orang yang beriman baik dan maupun wanita karena mereka memiliki sifat suka amar ma’ruf. Amar ma’ruf adalah mengajak manusia. Dan mereka juga melarang dari kemungkaran. Jadi harus ada yang ini dan yang itu.

عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِيْ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّيْنَ الرَّاشِدِيْنَ تَمَسَّكُوْا بِهَا وَعَضُّوْا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ.

“Hendaklah kalian berpegang teguh dengan petunjukku dan petunjuk para khalifah yang mendapat hidayah dan lurus, peganglah erat-erat dan gigitlah petunjukku dengan gigi geraham.”

Apakah di sini Nabi shallallahu alaihi was sallam diam saja?! Saya tanya kalian: apakah beliau diam saja?! Tidak, bahkan beliau melanjutkan dengan mengatakan:

وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُوْرِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ.

“Dan hendaklah kalian menjauhi perkara-perkara yang diada-adakan dalam agama, karena sesungguhnya semua perkara baru yang diada-adakan dalam agama adalah bid’ah.” [1]

Jadi beliau memerintahkan agar menetapi bimbingan As-Sunnah dan beliau juga memperingatkan bid’ah bahkan sebelum bid’ah itu muncul. Maka bagaimana dengan kita pada hari ini dalam keadaan bumi telah penuh dengan berbagai bid’ah?!

Seorang yang mendakwahkan agama Allah secara jujur dan mengikuti petunjuk Nabi shallallahu alaihi was sallam dia akan selalu menyertai yang ini dan yang itu dalam dakwahnya. Dan siapa saja yang mengatakan kepadamu: “Ajaklah manusia kepada kebaikan, otomatis mereka akan mengetahui keburukan!” Maka ketahuilah bahwasanya dia telah bersembunyi dan menyembunyikan kejahatan yang dia tidak ingin tersingkap, karena sesungguhnya seorang muslim yang jujur dan seorang penuntut ilmu salafy sunny atsary –apalagi seorang ulama sunny– tidak akan menerima ucapan semacam ini.

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ.

“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia.” (QS. Ali Imran: 110)

Dengan sebab apa (kalian menjadi umat terbaik)?!

تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ.

“Kalian menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar.” (QS. Ali Imran: 110)

Dua hal ini (menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar) sama-sama dilakukan.

وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُوْنَ.

“Dan kalian beriman kepada Allah, seandainya ahli kitab mau beriman niscaya hal itu lebih baik baik mereka. Sebagian mereka ada yang beriman dan mayoritas mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Ali Imran: 110)

Kita berlindung kepada Allah dari ketergelinciran lisan dan segala puji bagi Allah yang menjaga Kitab-Nya.

وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُوْنَ.

“Dan kalian beriman kepada Allah, seandainya ahli kitab mau beriman niscaya hal itu lebih baik baik mereka. Sebagian mereka ada yang beriman dan mayoritas mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Ali Imran: 110)

Jadi kebaikan itu akan datang jika dibangun di atas dua perkara ini secara berbarengan, yaitu:

تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ.

“Kalian menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar.” (QS. Ali Imran: 110)

Jadi orang yang mengatakan kepadamu: “Jelaskanlah kebenaran dan jangan engkau bantah kebathilan!” Maka orang ini telah menegakkan perkara yang paling bathil dan dia ingin menutup-nutupinya, namun alangkah jauhnya hal itu.

Jadi kita kan selalu menyertai dua perkara ini semuanya, karena kebaikan akan terwujud pada perkara ini dan pertolongan dari Allah terdapat pada hal ini. Maka harus ada usaha mendakwahkan kebenaran dan pertunjuk serta mengingkari kebathilan yang menyelisihi kebenaran dan pertunjuk tersebut.

Sumber audio: www.youtube.com/watch?v=mOCbZmxze6w

Download Audio di Sini

Alih bahasa: Abu Almass
Jum’at, 13 Ramadhan 1435 H

Sumber :

http://forumsalafy.net/cukupkah-menjelaskan-kebenaran-tanpa-membantah-kebathilan/

Rabu, 07 Desember 2016

KEBAIKAN DIBALIK SEBUAH MUSIBAH

Sudah menjadi suatu ketentuan dan ketetapan yang Allah subhanahu wata’ala takdirkan bahwa dalam kehidupannya, manusia akan selalu mengalami ujian dan cobaan. Terlebih seseorang yang mengaku bahwa ia beriman kepada Allah subhanahu wata’ala maka sudah barang tentu ia akan senantiasa diuji. Jujurkah keimanan yang ia ikrarkan, atau malah ia berdusta dalam klaim keimanannya.

Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam kitab-Nya,

(3)الم (1) أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

“( 1 ) Alif laam miim ( 2 )   Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? ( 3 )   Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang jujur dalam beriman dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta dalam keimanannya.”al-Ankabut: 1-3)

Allah subhanahu wata’ala akan menguji kejujuran iman hamba-hamba-Nya. Maka beruntunglah seseorang yang ketika diuji ia berhasil keluar sebagai orang yang mempertahankan keimanannya dan benar-benar mengambil pelajaran dari ujian tersebut. Tidak seperti kaum munafikin yang berdusta atas keimanannya, maka mereka tidak bisa mengambil pelajaran dari ujian itu dan terus berada dalam kesesatan. Allah subhanahu wata’ala berfirman,

    (126)أَوَلا يَرَوْنَ أَنَّهُمْ يُفْتَنُونَ فِي كُلِّ عَامٍ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لَا يَتُوبُونَ وَلا هُمْ يَذَّكَّرُونَ

“Dan tidaklah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?”at-Taubah: 126)

Ujian yang menimpa seorang hamba sejatinya tidak mutlak sebuah keburukan, karena terkadang Allah subhanahu wata’ala menghendaki suatu kebaikan pada musibah yang dialami hamba-Nya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallambersabda,

من يرد الله به خيرا يصب منه

“Barang siapa yang Allah kehendaki suatu kebaikan padanya, Allah akan mengujinya” HR. al-Bukhari)

Sebuah musibah akan menjadi kebaikan jika orang yang tertimpa musibah tersebut keluar dengan menyandang predikat sabar. Sehingga musibah itu pun menjadi kaffarah (penghapus) atas dosa-dosanya. Allah subhanahu wata’alaberfirman,

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” az-Zumar: 10)

والله يحب الصابرين

“Allah mencintai orang-orang yang sabar”)

Salah satu yang menunjukan kebaikan dalam suatu musibah adalah sebuah kabar dari Nabi shallallahu alaihi wasallam. Beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda,

إن عظم الجزاء مع عظم البلاء فمن رضي فله الرضا ومن سخط فله السخط

“Sesungguhnya besarnya suatu balasan sebanding dengan besarnya musibah yang dialami. Barang siapa ridho atas musibah tersebut maka ia akan mendapatkan keridhoan Allah. Tapi barang siapa yang murka maka baginya kemurkaan Allah”. HR. at-Tirmidzi)

Kita perhatikan hadits di atas, ternyata dibalik musibah tersimpan keridhaan Allah subhanahu wata’ala. Akan tetapi keridhaan tersebut hanya bagi orang-orang yang ridha terhadap musibah yang menimpanya. Ia meyakini bahwa musibah itu datang dari Allah subhanahu wata’ala, dan sesuatu yang datang dari Allah subhanahu wata’ala tentu mengandung sebuah hikmah besar yang sering kali tidak kita ketahui. Allahsubhanahu wata’ala berfirman,

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kalian membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagi kalian, dan boleh jadi (pula) kalian menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kalian; Allah mengetahui, sedang kalian tidak mengetahui.” (al-Baqarah: 216)

Itulah beberapa kebaikan besar yang berada dibalik sebuah musibah. Di antara kebaikan tersebut; sebagai sarana untuk memperbaiki diri, ladang untuk mendapat ajr (pahala) tanpa batas dari Allah subhanahu wata’ala, kesempatan untuk meraih keridhaan-Nya dan lainnya.

Tentu untuk mendapatkan hal tersebut haruslah memenuhi syarat yang telah dijelaskan di atas.

Semoga Allah subhanahu wata’alamenjadikan kita sebagai hamba-hambanya yang bisa mengambil kebaikan di balik musibah-musibah yang menimpa. Amiin.

wallahu a’lam

Sumber :
http://mahad-assalafy.com/2016/12/06/kebaikan-dibalik-musibah/

Selasa, 06 Desember 2016

DAFTAR NAMA-NAMA PARA PENYIMPANG DAN BANTAHAN-BANTAHAN KEPADA MEREKA

*1.Ibrahim Sakran.*
Disini kenali kondisinya
(Mimbar Islami):
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=134054

*2.Ibrahim Ad Duwaisyi.*
Kumpulan ucapan Ulama tentang tahdzir darinya dan kaset-kasetnya.
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=30498

*3.Ibrahim Ar Ruhaili.*
Kumpulan ucapan Ulama tentang tahdzir darinya dan bantahan kepadanya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?p=33997

*4.Abu Bakar Al Jazairi.*
Kumpulan ucapan Ahli ilmu tentangnya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=13830

*5.Abu Mush'ab Az Zarqawi.*
Tahdzir untuk yang jauh dan dekat dari Khariji Abu Mush'ab Az Zarqawi:
http://www.sahab.net/forums/?showtopic=57892

*6.Ahmad Al Kabisi Al Iraqi*
Di sini bantahan kepada Ahmad Al Kabisi dan penjelasan kondisinya:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=128217

*7. Shadiq Al Ghiryani.*
Kumpulan bantahan Ulama kepadanya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=14779

*8.Al Hasyimi* pemilik cannel pribadi, bantahan kepadanya dan penjelasan kondisinya:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=124417

*9.Ihsan Al Utaibi*
Di sini temukan bantahan kepada Ihsan Al Utaibi:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=22956

*10.Ahmad Naqib*
Bantahan kepada Ahmad Naqib dan penjelasan perihalnya:
http://bayenahsalaf.com/vb/showthread.php?t=7690

*11.Ahmad Salam*
Di sini temukan kesesatan Ahmad Salam dan bantahan kepadanya:
http://bayenahsalaf.com/vb/showthread.php?t=1455

*12.Ahmad Khalili* mufti Amman.
Bantahan kepadanya dan penjelasan perihalnya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=16590

*13.Abulhasan Al Ma'ribi*
Di sini temukan kesesatannya dan bantahan kepadanya:
http://www.rabee.net/show_book_group.aspx?id=4

*14.Abu Ishaq Al Huwaini*
Kumpulan ucapan Ulama dan para Syaikh tentang Abu Ishaq Al Huwaini:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=127580

*15.Usamah bin Laden*
Kumpulan ucapan Ulama tentang bantahan kepadanya dan penjelasan perihalnya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=3763

*16.Usamah Al Qushi*
Kumpulan bantahan Ulama dan para Syaikh kepada Usamah Al Qushi:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?p=30636

*17.Al Maghrawi*
Kumpulan bantahan Ulama dan para Syaikh kepadanya:
http://vb.noor-alyaqeen.com/t19627/ 

*18.Al Buthi*
Kumpulan rusaknya Al Buthi dan bantahan kepadanya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?p=37091

*19.'id Syarifi*
Bantahan atas kesesatannya dan penjelasan kondisinya:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=126937

*20.Basyir bin Hasan At Tunisi*
Di sini temukan bantahan kepadanya dan penjelasan kondisinya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=13692

*21.Hamzah Al Malyabari*
Kenali Al Malyabariyah dan kesesatannya:
http://www.sahab.net/forums/?showtopic=124894

*22.Khalid Jubair*
Bantahan kepadanya dan penjelasan kondisinya:
http://vb.noor-alyaqeen.com/t20409/ 

*23.Khalid Rasyid*
Di sini temukan penjelasan perihal Takfiri ini:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=11027

*24.Khalid bin Abdullah Mushlih*
Di sini kenali siapa orang ini:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?p=35103

*25.Khalid Syukri*
Tahdzir darinya dan dari orang yang tertipu dengannya:
http://m-noor.com/showthread.php?p=35173

*26.Sayid Quthub*
Kumpulan rusaknya Sayid Quthub yang telah mengkafirkan masyarakat islami sejak dari dini:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=3605

*27.Salman Al Audah*
Kumpulan rusaknya Quthbi-Salman Al Audah dan bantahan kepadanya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthre...t=13693&page=3

*28.Sulaiman Ulwan*
Penjelasan perihal Takfiri Sulaiman Ulwan:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?p=35097

*29.Salim Al Hilali*
Penjelasan perihal Salim Al Hilali:
http://www.sahab.net/forums/?showtopic=128224

*30.Sulaiman Jubailan*
Penjelasan perihal Sulaiman Jubailan:
http://www.sahab.net/forums/?showtopic=100167

*31.Safar Al Hawali*
Kumpulan rusaknya Safar Al Hawali dan bantahan kepadanya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=14607

*32.Sa'ad Al Buraik*
Penjelasan tentang Sa'ad al Buraik dan bantahan kepadanya:
http://www.sahab.net/forums/?showtopic=35293

*33.Sa'id bin Musafir al Qahthani*
Penjelasan perihal Sa'id bin Musafir dan bantahan kepadanya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=11616

*34.Salim Al Ajmi*
Penjelasan perihal Salim Al Ajmi:
http://4i.ae/4KHB

*35.Sultan 'id*
Penjelasan perihal Sultan 'id:
http://www.ajurry.com/vb/showthread.php?t=26325

*36.Syafi al Ajmi*
Bantahan kepadanya dan penjelasan tentang perihalnya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?p=35100

*37.Shalih Al Maghamisi*
Penyimpangan Shalih Al Maghamisi dan bantahan kepadanya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=13010

*38.Shalih bin Abdullah Al Ushaimi*
Bantahan kepada Shalih Al Ushaimi dan penjelasan perihalnya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?p=31824

*39.Shalih Al Asmari*
Kumpulan yang terang untuk mengungkap perihal Shalih Al Asmari:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=35011

*40.Thariq Habib*
Bantahan kepada Thariq al Habib
dan Samahat Mufti mengajaknya untuk bertaubat dan istighfar:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=121616

*41.Thariq Suwaidan*
Kumpulan rusaknya ikhwani Thariq Suwaidan dan bantahan kepadanya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=13760

*42.'Aidh al Qarni*
Kumpulan rusaknya Aidh Al Qarni dan bantahan kepadanya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?p=29114

*43.Abdurrahman Abdulkhaliq*
Kumpulan rusaknya Abdurrahman bin Abdulkhaliq dan bantahan kepadanya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=11153

*44.Abdulaziz Atturaifi*
Kumpulan rusaknya Abdulaziz atturaifi dan bantahan kepadanya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?p=35098

*45.Abdulaziz Rais*
Peringatan cerdas dalam bantahan kepada Abdulaziz Rais:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=11062

*46.Abdullah Muthlak*
Penjelasan perihalnya dan bantahan kepadanya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=16729

*47.Abdullah Sa'ad*
Penjelasan perihal Abdullah Sa'ad dan bantahan kepadanya:
http://www.sahab.net/forums/?showtopic=82108

*48.Abdullah bin Jibrin*
Kumpulan ucapan Ahli ilmu tentang ibnu Jibrin:
http://m-noor.com/showthread.php?p=28016

*49.Abdullah Nafis*
Penjelasan perihal ikhwani Abdullah Nufaisi:
http://www.alrbanyon.com/vb/archive/...p/t-11544.html

*50.Abdullah Al Ghaniman*
Bantahan kepada Abdullah Al Ghaniman dan penjelasan perihalnya:
http://www.sahab.net/forums/?showtopic=32689

*51.Abdulmalik Ramadhani*
Penjelasan perihal Abdulmalik Ramadhani dan bantahan kepadanya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=12276

*52.Abdulmajid Az Zindani*
Kumpulan rusaknya Abdulmajid az zindani dan bantahan kepadanya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?p=37052

*53.Ajil An nasymi*
Bantahan kepada Ajil An nasymi dan penjelasan kesesatannya:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=135431

*54.Umar Abdulkafi*
Penjelasan yang mengobati dalam menguak kesalahan-kesalahan Umar Abdulkafi:
http://bayenahsalaf.com/vb/showthread.php?t=1989

*55.Amr Khalid*
Kumpulan rusaknya Amr Khalid dan bantahan kepadanya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=11653

*56.Ali Al Jufri, yang berjuluk Habib Al Jufri*
Penjelasan perihal Ali Al Jufri dan bantahan kepadanya:
http://4i.ae/mj5w

*57.Ali Al Halabi*
Kumpulan bantahan kepada Al Halabi yang sesat dan penjelasan perihalnya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthre...t=12362&page=6

*58.Adnan Ar'ur*
Kumpulan bantahan kepada Adnan Ar'ur
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=12461

*59.AbdulHamid Kasyk*
Ucapan Ahli ilmu tentang Abdulhamid Kasyk:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=27403

*60.Abduladhim Badawi*
Bantahan kepadanya dan penjelasan perihalnya:
http://www.nour-elislam.net/vb/showthread.php?t=605
*61.Abdullatif Bazmul*
Kumpulan rusaknya Hadadi Abdullatif Bazmul dan bantahan-bantahan:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?p=33581

*62.Abdurrahman Dimasyqiyah*
Bantahan kepada Abdurrahman Dimasyqiyah:
http://www.dafiri.com/node/522

*63.Abdurrazaq Syayiji*
Kumpulan rusaknya Abdurrazaq Syayiji dan bantahan kepadanya:
http://www.alrbanyon.com/vb/archive/...p/t-11420.html

*64.Abdulkarim Al Khudhair*
Bantahan kepada Abdulkarim Al Khudhair:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=16726

*65.Abdullah Al Ubailan*
Sikap-sikap terhadap fatwa-fatwa Abdullah Al Ubailan:
http://www.bayenahsalaf.com/vb/showthread.php?t=11210

*66.Alwi Abdulqadir Saqqaf*
Kumpulan rusaknya Alwi Abdulqadir Saqaf dan bantahan kepadanya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=14586

*67.Muhammad Abdulmakshud*
Kumpulan rusaknya Muhammad Abdulmakshud dan bantahan kepadanya
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=4077

*68.Falih Al Harbi*
Kumpulan rusaknya Falih Al Harbi dan bantahan kepadanya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=14855

*69.Muhammad Mutawali Asy Sya'rawi*
Ucapan Ulama yang Mumpuni tentang Mutawali Asy Sya'rawi Sufi Quburi:
http://vb.noor-alyaqeen.com/t7344/ 

*70.Muhammad bin Surur*
Kumpulan bantahan kepada Muhammad bin Surur:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=8115

*71.Muhammad Al Arifi*
Kumpulan rusaknya Al Qashash Muhammad Al Arifi dan bantahan kepadanya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=12413

*72.Muhammad Hasan Wild Dadou.*
Kumpulan rusaknya dan penyimpangan Muhammad Wild Dadou dan bantahan kepadanya:
http://www.ajurry.com/vb/showthread.php?t=7977

*73.Muhammad Hasan*
Keterangan dan penjelasan tentang perihal Muhammad Hasan:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=3765

*74.Muhammad Husain Yaqub*
Kumpulan rusaknya Quthbi Qashshash Muhammad Husain Yaqub dan bantahan kepadanya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=12989

*75.Muhammad Mukhtar Syinqithi*
Ucapan Ulama tentang Muhammad Mukhtar Syinqithi:
http://www.sahab.net/forums/?showtopic=34493

*76.Muhammad Shalih Munajid*
Kumpulan ucapan Ulama tentang Muhammad Shalih Munajid:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=114151

*77.Manna' Al Qaththan*
Penjelasan perihal Mana' Al Qaththan:
http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=56795

*78.Masyhur Hasan Alu Salman*
Kumpulan ucapan Ahli ilmu tentang Masyhur Hasan Salman:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?p=34239

*79.Mahmud Al Mishri*
Bantahan kepada Mahmud Al Mishri yang berkunyah dengan Abu Ammar:
http://www.al-sunan.org/vb/showthread.php?t=8838

*80.Nashir Umar*
Kumpulan rusaknya Takfiri Nashir Umar dan bantahan kepadanya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?p=37071

*81.Nabil Al Audhi*
Kumpulan rusaknya Quthbi Nabil Al Audhi dan bantahan kepadanya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=14346

*82.Walid Aththabthabai*
Penjelasan perihal Walid Aththabthabai dan bantahan kepadanya:
http://www.ajurry.com/vb/showthread.php?t=3946

*83.Wasim Yusuf*
Kumpulan bantahan kepada Wasim Yusuf:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=15264

*84.Wajdi Ghanim*
Bantahan kepada takfiri Wajdi Ghanim:
http://www.ajurry.com/vb/showthread.php?t=17271

*85.Yusuf Qardhawi*
Kumpulan bantahan yang membakar kepada mufti ikhwan Yusuf Qardhawi
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=3384

*86.Yahya Al Hajuri*
Kumpulan bantahan kepada Yahya Al Hajuri
http://www.m-sobolalhoda.net/salafi/...ead.php?p=5465

*87.Hisyam Bili*
Bantahan kepada Hadadi baru Hisyam Bili:
http://www.alqayim.net/vb/showthread.php?t=1707

*88.Mushtafa Al Adawi*
Kumpulan rusaknya Quthbi Mushtafa Al Adawi dan bantahan kepadanya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=10930

*89.Yasir Birhami*
Kumpulan rusaknya Quthbi Yasir Birhami dan bantahan kepadanya
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=13660

*90.Hasan At Turabi*
Kumpulan rusaknya Hasan At Turabi dan bantahan Ulama Salafiyin kepadanya:
http://www.alrbanyon.com/vb/showthread.php?t=14920

*91.Salim Thawil*
Penjelasan penyimpangan Salim Thawil:
http://www.ajurry.com/vb/showthread.php?t=30517

Sumber :

http://bit.ly/IniFaktaBukanFitnah
http://bayenahsalaf.com/vb/showthread.php?t=20009&page=4

Catatan:
*Daftar nama-nama ini bukan sebagai pembatasan,  tapi sebagai contoh saja.*

Minggu, 04 Desember 2016

Bagaimana Al-Qur’an Menjadi Obat Hati?

Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah ditanya, “Bagaimana menjadikan al-Qur’an  sebagai obat hati? Apakah hanya dengan ruqyah saja?” 
 
Beliau hafizhahullah menjawab:
Tidak. Ruqyah hanyalah salah satu cara dari sekian tata cara pengobatan. Terkadang ruqyah dilakukan bukan untuk mengobati hati, akan tetapi untuk mengobati salah satu anggota tubuhmu selain hati. Al-Qur’an menjadi obat bagi hati dengan menyembuhkan kebutaan padanya, juga dengan menghilangkan kebodohan darinya dengan memberikan cahaya padanya yaitu cahaya ilmu dan ma’rifah, yakni mengenal Allah jalla wa ala dengan Nama-Nama-Nya yang indah dan Sifat-Sifat-Nya yang tinggi yang telah Ia sifatkan untuk diri-Nya dalam al-Qur’an dan telah diperkenalkan dengannya oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada manusia melalui sunnahnya.

al-quranMaka jika engkau mengenal Allah subhanahu wata’ala dengan nama-nama dan sifat-sifat-Nya, dan hatimu tentram dengan hal tersebut, maka sungguh engkau telah memuliakan Rabb yang Maha Agung itu, engkau telah melakukan sesuatu yang Ia ridhai, dan engkau juga telah terhindar dari kemurkaan-Nya. Maka ini merupakan obat bagi hati dari maksiat dan berbagai penyakit.
Al-Qur’an juga merupakan obat bagi hati dari penyakit keraguan dan kesangsian yang menggerogoti hati. Jika engkau membaca al-Qur’an, niscaya akan lenyap keragu-raguan tersebut dengan seizin Allah tabaraka wata’ala. Jika engkau membaca ayat tentang al-Ba’ts (hari kebangkitan), akan didapati bahwa perkara tersebut begitu mudah bagi Allah tabaraka wata’ala, tentu keraguan pada perkara ini pun akan hilang. Jika engkau membacanya, engkau akan mengagungkan Allah subhanahu wata’ala atas penciptaan langit dan bumi serta apa yang berada di dalamnya. Kau akan mengetahui besarnya kuasa Allah tabaraka wata’ala yang dengannya akan melahirkan rasa khauf (takut) dan khasyah (takut disertai pengagungan) kepada-Nya. Kondisi seperti ini hanya dirasakan oleh orang-orang yang beriman saja seperti yang Allah subhanahu wata’ala firmankan (artinya),

Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (al-Isra’: 82). 

Maka rahmat dan penawar tersebut, itulah obat hati. Dan inilah yang Allah subhanahu wata’ala maksudkan dalam firman-Nya (artinya), 

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabb kalian dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.( 58 ) Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” (Yunus: 57-58).


Diringkas dari fatwa Syaikh Muhammad bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah
http://miraath.net