Senin, 26 Desember 2016

PENDEKATAN ANTARA SUNNI DAN SYI'AH, MUNGKINKAH ?

Asy Syaikh Dr. Ali bin Yahya Al Haddady حفظه اللّٰه.

Aqidah Kaum Rafidhah (Hadiah Bagi Para Da'i yang menyerukan pendekatan antara Sunni dan Syi'ah)

Yang pertama : Kesesatan kaum Rafidhah dalam Tauhid Rububiyyah

▪️Sungguh kaum Rafidhah telah sesat dalam tauhid rububiyyah dengan kesesatan yang jauh padahal tauhid tersebut diakui dan diyakini oleh semua umat bahkan makhluk yang paling kafir sekalipun.

▪️Dan penjelasannya ialah bahwasanya kita segenap Ahlussunnah meyakini bahwa Allah Ta'ala ialah satu-satunya pencipta dan pengatur seluruh alam semesta sebagaimana firman Allah Ta'ala :

(( الحمد لله رب العالمين )).

"Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam".

Dan sebagaimana firman Allah Ta'ala :

((يدبر الأمر )).

"Dialah (Allah) yang mengatur segala urusan".

Dan Allah Ta'ala berfirman tentang kaum musyrikin terdahulu :

(( قل لمن الأض ومن فيها إن كنتم تعلمون. سيقولون لله. قل أفلا تذكرون )).

"Katakanlah : milik siapa bumi dan penghuninya jika kalian mengetahui? mereka akan menjawab : milik Allah, katakanlah : mengapa kalian tidak mau mengingat?".

▪️Namun kita dapati diantara keyakinan-keyakinan kaum Rafidhah ialah menisbahkan kepemilikan dan pengaturan alam semesta kepada sebagian makhluk seperti Ali Bin Abi Thalib رضي الله عنه atau kepada sebagian keturunan beliau.

▪️Al Kulaini meriwayatkan dalam bab "Sesungguhnya bumi seluruhnya milik sang imam" dari Abu Abdillah bahwa ia berkata :
"Tidakkah engkau mengetahui bahwa dunia dan akhirat milik sang imam dimana ia meletakkannya dimanapun ia kehendaki dan memberikannya kepada siapapun yang ia kehendaki".

▪️Dan diantara yang menguatkan keyakinan mereka dalam mensejajarkan para imam-imam mereka dengan Allah Ta'ala ialah kedustaan yang dibuat-buat oleh mereka dalam kitab-kitab mereka dan menisbahkannya kepada para imam-imam mereka berupa kemampuan menghidupkan orang-orang mati.

Al Majlisy dalam "Al Bihar" meriwayatkan (dengan sanad ala Syi'ah) bahwa seseorang berkata kepada Ja'far bin Muhammad 'alaihimas salam : "Seorang yang mati di pekuburan ini perintahkanlah kepadanya untuk mendatangiku". Maka Ja'far berkata : "Siapa namanya ?"  maka orang tersebut menjawab : "Namanya Ahmad".
Ja'farpun mengatakan : "Wahai Ahmad berdirilah dengan izin Allah dan dengan izin Ja'far bin Muhammad!", maka iapun berdiri.

▪️Perhatikan ucapannya dalam riwayat tersebut : (berdirilah dengan izin Allah dan izin Ja'far) mereka menjadikan Ja'far sebagai tandingan bagi Allah Ta'ala dimana mayyit berdiri dengan izinnya sebagaimana berdiri dengan izin Allah Ta'ala.

▪️Dan aqidah ini senantiasa diwariskan diantara mereka hingga hari ini.

Al Khomeini berkata :
(Sesungguhnya sang imam memiliki kedudukan yang terpuji dan derajat yang tinggi serta khilafah takwiniyyah dimana tunduk kepada kekuasaannya semua makhluk di alam semesta ini).

▪️Maka berhak kita bertanya kepada kaum Rafidhah : apabila para imam-imam kalian sebagaimana yang kalian yakini memiliki kemampuan mengatur urusan alam semesta lantas kenapa mereka takut mati ? dan kenapa mereka bersembunyi dari musuh mereka, dan kenapa musuh mereka bisa menimpakan gangguan kepada mereka ? kenapa mereka dipenjara dan dibunuh?

👉Ali رضي اللّٰه عنه mati terbunuh, Al Hasan رضي اللّٰه عنه ad yang a mengatakan  mati karena diracun, dan Al Husain رضي اللّٰه عنه mati terbunuh.

👉Adapun sang imam yang kalian tunggu-tunggu kemunculannya tidaklah yang menghalanginya untuk keluar menurut kalian melainkan takut terbunuh, maka ini merupakan kontradiksi yang tidak seorang berakal untuk membenarkannya, dan dari sisi yang lain tidak mungkin bagi kaum Rafidhah untuk menjawab sikap kontradiksinya tersebut kecuali dengan bertaubat kepada Allah dari kedustaan tersebut dan dari kebatilan-kebatilan yang semisalnya.

Yang kedua : Kesesatan kaum Rafidhah dalam Tauhid Uluhiyyah.

▪️Sebagaimana kaum Rafidhah telah sesat dalam tauhid rububiyyah maka mereka juga sesat dalam tauhid uluhiyyah dengan kesesatan yang jauh, ketika kita meyakini bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah dan kita meyakini bahwa memalingkan salah satu jenis ibadah kepada selainNya adalah syirik akbar yang bisa mengeluarkan pelakunya dari agama Islam berdasarkan firman Allah Ta'ala :

(( واعبدوا اللّٰه ولا تشركوا به شيئا )).

"Beribadahlah kepada Allah dan jangan menyekutukanNya dengan sesuatu apapun".

▪️Maka kita dapati kaum Rafidhah tidak memperhatikan sama sekali kepada permasalahan mengesakan Allah dalam ibadah dikarenakan mereka menyerang ayat-ayat tauhid dan ayat-ayat yang memperingatkan dari kesyirikan lalu mereka mentahrif makna-maknanya dan membatalkan makna hakiki yang ditunjukkannya serta memalingkannya kepada makna yang jauh sehingga mereka memaknai perintah untuk bertauhid dengan makna mengesakan Ali رضي اللّٰه عنه dengan imamah setelah Nabi صل اللّٰه عليه وسلم dan mereka memaknai kesyirikan dengan menjadikan imam selain Ali.

▪️Dan atas dasar ini maka barangsiapa yang meyakini bahwa Ali adalah sang imam setelah Nabi صلى اللّٰه عليه وسلم maka dialah seorang yang bertauhid, dan barangsiapa yang yang tidak meyakini Ali sebagai imam setelah Nabi صلى الله عليه وسلم maka ia kafir dan musyrik yang batal semua amalannya dan ia termasuk penghuni neraka dan kekal di dalamnya.
Inilah apa yang disebutkan oleh riwayat-riwayat dalam kitab-kitab rujukan mereka diantaranya adalah penafsiran mereka terhadap firman Allah Ta'ala :

(( ولقد أوحي إليك وإلى الذين من قبلك لئن أشركت ليحبطن عملك ولتكونن من الخاسرين )).

"Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi sebelummu jika engkau berbuat kesyirikan niscaya akan batal amalanmu dan niscaya engkau termasuk orang-orang yang merugi".

▪️Mereka mengatakan tentang makna ayat ini : "Yakni jika engkau berbuat syirik dalam bentuk memberikan imamah kepada selain Ali". (Lihat : Al Kafi karya Al Kulainy).

▪️Kemudian setelah itu mereka mensyariatkan syirik akbar terhadap wali-wali mereka berupa berdoa kepada para imam-imam mereka, beristighatsah kepada mereka, menjadikan para imam-imam mereka sebagai perantara-perantara antara mereka dengan Allah, bersujud kepada kuburan mereka dan menjadikannya kiblat selain ka'bah serta berusaha untuk mentelantarkan Masjidil Haram sehingga merekapun meremehkan kedudukan ka'bah dan tempat-tempat yang merupakan syiar ibadah haji dan membuat-buat keutamaan-keutamaan bagi Karbala', Kufah dan Qum secara dusta, maka apa yang mereka inginkan setelah itu ? mereka menginginkan untuk menghancurkan islam, merusak ajaran-ajaran islam, menghidupkan kesyirikan dan watsaniyyah (berhalaisme) yang telah Allah padamkan melalui tangan (Nabi) Muhammad صلى الله عليه وسلم dan mereka mengingin

kan untuk menghalangi manusia dari berhaji ke Baitullah Al Haram serta menginginkan untuk menghalangi manusia dari melakukan shalat di masjid Nabi mereka dan mereka mencurahkan usaha mereka untuk merealisasikan tujuan-tujuan ini dalam keadaan mereka lupa bahwa Allah akan menyempurnakan cahayaNya walaupun kaum musyrikin benci.

Sumber : Risalah yang berjudul "Takhriib Laa Taqriib".

📤Link unduhan risalah : http://www.haddady.com/book/تخريب-لا-تقريب-فصول-من-عقيدة-الرافضة-مه/

🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿
telegram.me/dinulqoyyim