Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah ditanya, “Bagaimana menjadikan al-Qur’an sebagai obat hati? Apakah hanya dengan ruqyah saja?”
Beliau hafizhahullah menjawab:
Tidak. Ruqyah hanyalah
salah satu cara dari sekian tata cara pengobatan. Terkadang ruqyah
dilakukan bukan untuk mengobati hati, akan tetapi untuk mengobati salah
satu anggota tubuhmu selain hati. Al-Qur’an menjadi obat bagi hati
dengan menyembuhkan kebutaan padanya, juga dengan menghilangkan
kebodohan darinya dengan memberikan cahaya padanya yaitu cahaya ilmu dan
ma’rifah, yakni mengenal Allah jalla wa ala dengan
Nama-Nama-Nya yang indah dan Sifat-Sifat-Nya yang tinggi yang telah Ia
sifatkan untuk diri-Nya dalam al-Qur’an dan telah diperkenalkan
dengannya oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada manusia melalui sunnahnya.
Maka jika engkau mengenal Allah subhanahu wata’ala dengan
nama-nama dan sifat-sifat-Nya, dan hatimu tentram dengan hal tersebut,
maka sungguh engkau telah memuliakan Rabb yang Maha Agung itu, engkau
telah melakukan sesuatu yang Ia ridhai, dan engkau juga telah terhindar
dari kemurkaan-Nya. Maka ini merupakan obat bagi hati dari maksiat dan
berbagai penyakit.
Al-Qur’an juga merupakan
obat bagi hati dari penyakit keraguan dan kesangsian yang menggerogoti
hati. Jika engkau membaca al-Qur’an, niscaya akan lenyap keragu-raguan
tersebut dengan seizin Allah tabaraka wata’ala. Jika engkau membaca ayat tentang al-Ba’ts (hari kebangkitan), akan didapati bahwa perkara tersebut begitu mudah bagi Allah tabaraka wata’ala, tentu keraguan pada perkara ini pun akan hilang. Jika engkau membacanya, engkau akan mengagungkan Allah subhanahu wata’ala atas penciptaan langit dan bumi serta apa yang berada di dalamnya. Kau akan mengetahui besarnya kuasa Allah tabaraka wata’ala yang dengannya akan melahirkan rasa khauf (takut) dan khasyah (takut disertai
pengagungan) kepada-Nya. Kondisi seperti ini hanya dirasakan
oleh orang-orang yang beriman saja seperti yang Allah subhanahu wata’ala firmankan (artinya),
“Dan
Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada
orang-orang yang zalim selain kerugian” (al-Isra’: 82).
Maka rahmat dan penawar tersebut, itulah obat hati. Dan inilah yang Allah subhanahu wata’ala maksudkan dalam firman-Nya (artinya),
“Hai
manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabb
kalian dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.( 58 ) Katakanlah:
“Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka
bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa
yang mereka kumpulkan” (Yunus: 57-58).
http://miraath.net