Menyikapi Jum’iyyah Ihya’ut Turats (JIT)
06 September 2013
(Tanya Jawab bersama asy-Syaikh Hani bin’Ali bin Braik al-Yamani hafizhahullah)
Dari Kajian Ilmiyah “BERPEGANG TEGUH DENGAN SUNNAH”
di Masjid al-Mujahidin, Slipi – Jakarta Barat. Ahad, 25 Syawwal 1434 H/1 September 2013 M
Jum’iyyah Ihyaut Turaits (IT)
ini para ‘ulama kita telah menjelaskan tentangnya sejak sekian tahun
yang lalu, yaitu sejak lebih dari 20 tahun yang lalu!! Para ‘ulama yang
menjelaskan tentang IT ini antara lain,
- Al-’Allamah Al-Muhaddits al-Faqih al-Mujaddid Muqbil bin Hadi al-Wadi’i rahimahullah
- Al-’Allamah al-Imam al-Muhaddits al-Faqih al-Mujahid Hamil Liwa’ al-Jarh wa at-Ta’dil – wa imam aimmah al-jarh wa at-ta’dil fi hadza az-Zaman – asy-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah
- Al-’Allamah al-Faqih asy-Syaikh ‘Ubaid hafizhahullah wa Baraka fi ‘umrihi
Dan para ‘ulama ahlus sunnah
wal jama’ah lainnya yang sangat banyak jumlahnya. Kalau seandainya kita
sebutkan nama-nama para ‘ulama tersebut niscaya akan panjang.
Namun akan aku sampaikan
tentang selayang pandang tentang pengaruh/dampak (negatif) Jum’iyyah IT
ini terhadap negeri-negeri kaum muslimin.
Pertama, di Yaman IT telah
mencabik-cabik Dakwah Salafiyyah di negeri Yaman. Ketika itu, Jum’iyyah
IT datang ke Yaman dalam kondisi Dakwah Salafiyyah bersatu. Kemudian JIT
memecah Dakwah Salafiyyah. Muncullah dari kalangan murid-murid
asy-Syaikh Muqbil orang yang menentang manhaj salaf yang selama ini
didakwahkan oleh asy-Syaikh Muqbil!! Dengan alasan bahwa asy-Syaikh Muqbil keras,
… dll; yang menguatkan IT dalam menyifati para ‘ulama sunnah dengan
sifat-sifat tersebut. Maka muncullah sekelompok orang yang menyempal
dari Dakwah Salafiyyah. Sejak dari sinilah IT berhasil memecah belah
Dakwah Salafiyyah.
Kemudian IT menyokong para du’at yang menyerang sunnah, menyuplai para du’at yang memerangi sunnah dan para ‘ulamanya. Demikianlah yang diperbuat oleh IT di manapun dia berada.
Janganlah kalian tertipu
dengan orang yang mengatakan bahwa IT merupakan Jum’iyyah yang berjalan
di atas sunnah dan mengajak kepada sunnah. Tidak. Kalau memang
benar IT mengajak Sunnah maka tentunya dia (IT) tidak akan memerangi
dakwah asy-Syaikh Muqbil di Yaman, yang beliau adalah mujaddid dakwah di
Yaman. Juga dia tidak akan memerangi asy-Syaikh Rabi’, asy-Syaikh
‘Ubaid, dan para masyaikh sunnah lainnya. Lihatlah, apakah mereka (IT) pernah mendukung masyaikh sunnah?
Bisa jadi IT berupaya memanfaatkan beberapa tokoh yang dianggap berpegang kepada sunnah. Yaitu mengundang mereka untuk acara-acara daurah/tabligh akbar, dalam rangka mengacaukan barisan ahlus sunnah. (IT dan pendukungnya akan mengatakan),
“Lihat tokoh ini, orang berakal dewasa. Masya Allah adil, da’i
pertengahan. Sementara kalian orang-orang yang keras, keterlaluan
membuat umat lari.”
Maka kami nasehatkan kepada semua da’i dan semua ‘alim, hendaknya merujuk kepada ‘ulama sunnah dalam menyingkap hakekat jam’iyyah Ihyaut Turats ini.
(Semua program yang mereka
serukan), menggali sumber-sumber air, menyantuni anak-anak yatim,
mukafaah para du’at, pembangunan masjid, menyelenggarakan acara
daurah-daurah, … maka semua program tersebut sangat baik, namun dengan syarat apabila berjalan di atas Sunnah. Adapun
kalau itu dijadikan sarana untuk menebarkan paham-paham hizbiyyah dan
menutup mata dari pembahasan tentang prinsip-prinsip kebatilan ahlul
bid’ah, serta untuk menentang dan memerangi ahlus sunnah, maka demi
Allah program-program tersebut tidak bermanfaat. Janganlah itu menipu
dan mengelabuhi kita. Apabila ada seorang (da’i) yang menyatakan diri di
atas sunnah namun dia tertipu dengan IT ini, maka kita tidak
kagum terhadap da’i tersebut. ‘Sesungguhnya orang yang mengetahui itu
sebagai hujjah bagi orang yang tidak mengetahui’.
Maka wajib atas setiap orang yang menghormati Dakwah Salafiyyah dan menghargai ‘ulamanya untuk merujuk kepada yang memiliki hujjah dan bukti (tentang IT), jangan menyandarkan pada diri sendiri.
(adapun mengatakan),“Jika aku memiliki kesempatan untuk berdakwah kepada sunnah, aku akan datang kepada IT.”
Allahu Akbar!! Sungguh
dengan sikap tersebut kamu telah mendukung sufiyah ahli khurafat, kamu
telah menguatkan barisan mereka. dan dengan sikap itu kamu telah menipu
umat, dengan mengesankan bahwa IT memiliki kebaikan, selaras dengan
sunnah, dan kesan-kesan lainnya dengan keberadaanmu berjalan bersama IT.
Namun Allah pasti akan
memisahkan antara kebaikaikan dengan kejelekan. Tidak ada seorang pun
yang bernilai kejelekan murni/total. Ada yang mengatakan, “bahwa IT itu padanya ada kebaikan (kenapa harus ditahdzir)?” (Ini syubhat mereka). Perhatikan,
Yahudi bukankah mereka juga punya kebaikan? Nashara bukankah juga punya
kebaikan? Apalagi seorang muslim yang mengatakan Lailaaha illallah Muhammad Rasulullah (maka pasti padanya juga ada banyak kebaikan).
Namun kaidah (syubhat di atas) merupakan syubhat yang mengacaukan salafiyyin. Demikian juga keberadaan sebagian tokoh yang dianggap berpegang kepada sunnah, dan juga sebagian masyaikh, yang memberikan ceramah bersama Jum’iyyah IT atau menguatkan barisan mereka, maka demi Allah sungguh sikap mereka tidak selaras dengan manhaj salafush shalih.
Dalam manhaj Salafush Shalih
siapapun yang menghinakan saudaramu ahlus sunnah maka tidak boleh kamu
mendukungnya. Barangsiapa yang mencela ‘ulama sunnah, maka jangan
didukung. Barangsiapa yang memecah belah Dakwah Salafiyyah – yang berada
di Cina sekalipun – maka wajib bagi ahlus sunnah yang ada di Andalus
sekalipun untuk berdiri bersama salafiyyin menentang pihak yang memecah
Dakwah Salafiyyah tersebut.
Jangan ada yang mengatakan, “Janganlah membawa permasalahan IT di Yaman ke negeri kita. jangan membawa permasalahan IT di Saudi ke negeri Indonesia.”
As-Salafiyyah itu adalah Islam, dan Islam adalah salafiyyah, ini merupakan agama kaum muslimin di semua tempat.
Hati-hati, syubhat-syubhat
seperti di atas akan datang kepada kalian. Hendaknya kalian memiliki
bekal landasan ilmu yang kuat dan kokoh sebelumnya datangnya mereka
(para pembawa syubhat tersebut). Tahukah kalian imunisasi? Ketika kalian
diberi imunisasi ketika sedang tertimpa penyakit? Ataukah itu diberikan
dalam rangka memberikan perlindungan untukmu? Jawabannya adalah
diberikan untuk memberikan perlindungan untukmu, agar memiliki
kekebalan/daya tahan ketika didatangi penyakit.
Maka berbagai falsafah
syubhat-syubhat seperti di atas, hendaknya menjadi motivator kepada kita
semua untuk menguatkan tekad kita, dan bahwa dakwah yang kita serukan
yaitu Dakwah Salafiyyah adalah dakwah yang satu di seluruh alam, baik di
Indonesia, Jepang, Palestina, Amerika, Eropa, Asia, dan di seluruh
penjuru dunia dakwah kita adalah dakwah yang satu. Apa yang dirasakan
ahlus sunnah di Yaman dirasakan oleh ahlus sunnah di Indonesia, … dst.
Syubhat-syubhat di atas tidak pernah ada dari para ‘ulama, tidak pula dari manhaj salafush shalih. Waspadalah, jangan sampai memecah belah dakwah kalian dan jangan sampai memecah barisan ahlus sunnah di negeri ini.
Sebagaimana Allah mengingatkan agar menyampaikan petunjuk kepada
orang-orang muslimin yang tersesat. Maka kita mengingatkan orang-orang
bergabung bersama Jum’iyyah IT dan merendahkan salafiyyin.
Mereka akan mengangkat suara bahwa “aqidah
kami adalah aqidah ahlus sunnah. Kami mengikuti aqidah Ahlus Sunnah wal
Jama’ah dalam masalah al-asma’ wa ash-shifat, dalam masalah uluhiyyah, …
“
Aqidah Ahlus Sunnah bukan
sekedar omongan, bukan pula sekedar tulisan di atas kertas. Aqidah Ahlus
Sunnah wal Jama’ah merupakan aqidah yang tertanam dalam hati,
terwujudkan dalam amalan, diucapkan oleh lisan, padanya diletakkan
prinsip al-wala’ wal bara’, kita bersikap loyal di atas aqidah ini, memusuhi juga berdasarkan aqidah ini.
Jika ada yang mengatakan, “Saya adalah ahlus sunnah”, namun dia ternyata bergabung dengan kelompok-kelompok sesat, seperti takfiriyyin,
Ikhwanul Muslimin, dai-dai sesat, sufiyyah, quburiyyah, dll, hadir
duduk di majelis-majelis mereka, menghadiri majelis-majelis dzikir
mereka, perayaan-perayaan mereka, … menguatkan barisan ahlul batil. Maka
berarti dia belum meyakini aqidah ahlus sunnah dengan benar. Dia belum
mewujudkan aqidah tersebut dalam praktek amaliah. Dia belum melaksanakan
prinsip al-wala’ wal bara’ di atas aqidah (salafiyah) ini.
Demi Allah, wahai saudara-saudaraka. Sungguh aku menyampaikan nasehati kepada kalian. Kalian akan mendapati orang-orang yang menyepelekan perkara-perkara batil yang ada di Jum’iyyah IT ini.
Ingat, jangan ada seorangpun yang memahami penjelasan kami ini bahwa para ‘ulama mengharamkan jam’iyyah khairaiyyah (lembaga-lembaga sosial). Tidak, para ‘ulama tidak mengharamkan jam’iyah khairiyah. Namun
ketika amal-amal dan kegiatan-kegiatan sosial tersebut dijadikan sarana
untuk menipu umat, sarana menarik simpati dengan harta, sarana untuk ….
(maka yang demikian adalah kebatilan). Sebelumnya seorang da’i lantang
mentahdzir umat dari ahlul bid’ah. Kemudian datanglah IT memberikan
suplay dana pada sang da’i tersebut di kantongnya. Maka berubahlah sikap
sang da’i, “Siapa bilang mereka ahlul bid’ah?” Di Yaman terjadi, ada
da’i yang mengatakan dengan tegas, “Hasan Albanna sesat, menyimpang dari sunnah, mengikuti aqidah shufiyyah, … dst.” Kemudian datang IT memberikan gaji bulanan pada sang da’i tersebut, seraya mengatakan, “Siapa yang bilang Hasan al Banna itu sesat. Tidak. ” Demi Allah kisah ini benar-benar terjadi.
Seorang da’i mengatakan, “asy-Syaikh
Muqbil imam mujaddid, asy-Syaikh salah seorang imam ahlus sunnah di
Yaman, murid-muridnya tersebar di penjuru alam, walhamdulillah.” Datanglah IT memberikan gaji bulanan pada sang da’i, seraya mengatakan padanya, “asy-Syaikh
Muqbil itu memecah belah kaum muslimin. Asy-Syaikh Muqbil dan
asy-Syaikh Rabi’ itu keras dan kasar. Sunnah bukan demikian.”
Jadi dana bantuan (IT) tersebut bukan diberikan karena Allah. Tapi demi menarik simpati, dan untuk mengubah aqidah dan manhaj. Hizbiyyun
bukanlah orang-orang bodoh. Mereka punya banyak wajah. Ketika
berhadapan dengan salafiyyin, mereka menampakkan wajah salafy. Datang
kepada da’i salafy, IT bertanya, “Kamu mengajar apa?” dijawab oleh da’i “Saya mengajar Aqidah Thahawiyyah”,
maka kata IT,”Baik, kami akan membantumu. Kamu tetap mengajar aqidah
salafiyyah.” Berikutnya, gembong hizbiyyin juga mengajarkan aqidah ahlus
sunnah. Kenapa? Agar ketika datang seorang salafy mengkritiknya, maka
dia bisa menjawab, “Kenapa kamu mengkritik mereka, sementara mereka
mengajarkan Thahawiyah, Wasithiyyah, Ma’arijul Qabul … .”
Padahal ketika dicek amaliahnya, apakah mereka meletakkan al-wala’ wa al-bara’ di atas aqidah yang mereka ajarkan?! Demi Allah, ada seorang yang mengajarkan aqidah Thahawiyah.
Kemudian ada yang bertanya padanya, “bahwa si fulan mengatakan Allah
ada di mana-mana. Kami meminta anda memberikan hukum kepada kami.” Orang
yang bertanya tidak mengira bahwa si pengajar aqidah Thahawiyah itu bakal merendahkannya. Si pengajar berkata, “Wahai
saudaraku, kita sekarang sedang menghadapi zionisme, menghadapi Yahudi
dan Nashara. Perkara yang kamu tanyakan hanya perkara sampingan!”
Kenapa dia (si pengajar) itu mengajar Thahawiyah jika memang manhajnya adalah demikian?
Kasus lain, ada seorang pergi
keluar bersama jama’ah menyimpang, namun merasa sedang menyampaikan
agama Allah. Orang tersebut melihat manusia berthawaf di kuburan, berdoa
di sisi kuburan, mengusap-usap kuburan. Maka orang tersebut mengatakan,
“Ini syirik.” Namun disergah dengan ucapan, “Tidak. Jangan memecah
belah barisan muslimin.”
Kalian mengikuti cara dakwahnya siapa? Allah memerintahkan Nabi-Nya:
{وَادْعُ إِلَى رَبِّكَ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (87)} [القصص: 87]
“Dan serulah mereka ke (jalan) Rabb-mu, dan janganlah sekali-sekali kamu termasuk orang-orang musyrik.” (al-Qashash : 87)
Inilah dakwah tauhid. Sementara kalian berdakwah kepada tauhid atau kepada apa??
Maka janganlah antum semua tertipu.
Ceramah ini semuanya, kalau
antum cermati, semuanya adalah keselarasan antara ucapan dan amalan.
Barangsiapa yang mengajarkan aqidah ahlus sunnah wal jama’ah – walaupun
dia mengajarkannya siang dan malam – namun tidak berpegang dengannya,
maka:
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُونَ (2)
كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ (3)}
[الصف: 2، 3]
“Wahai orang-orang yang
beriman, kenapakah kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian kerjakan?
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kalian mengatakan apa yang
tidak kalian kerjakan.” (ash-Shaff: 2-3)
وعالم بعلمه لم يعملن معذب من قبل عباد الوثن
Seorang yang berilmu namun tidak beramal dengan ilmunya
Dia akan diadzab sebelum diadzabnya para penyembah berhala!!
Seorang yang berilmu namun
tidak beramal dengan ilmunya, maka dia menjadi orang pertama yang api
neraka dinyalakan dengannya. Berikutnya orang yang bershadaqah karena
riya’, berikutnya orang yang berperang karena ingin disebut sebagai
pemberani.
Jadi sejarah perjalanan Jum’iyyah Ihyaut Turats bagi kita – duat ahlus sunnah wal jama’ah – sangat dikenal dan terbukti. Waspadalah
wahai generasi muda muslim Indonesia, wahai para ahlus sunnah wal
jama’ah di sini, waspadalah jangan sampai IT memecah belah barisan
kalian. Jangan tertipu dengan “syiar-syiar” sunnah yang ada pada
mereka. Jangan tertipu bahwa bersama mereka ada syaikh fulan. Kita
memiliki dalil-dalil dan bukti-bukti yang menunjukkan
penyimpangan-penyimpangan Ihyaut Turats, dan menunjukkan bahwa IT
menjatuhkan ‘ulama-’ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan kita semua dari kejelekannya.
Sumber :