Al-Ustadz Abdul Qodir Abu Fa’izah -hafizhahullah-
[Pengasuh Ponpes Al-Ihsan Gowa, Sulsel]
Ada sekelompok orang yang dangkal
ilmunya, menyatakan bahwa Dajjal bukanlah manusia. Ia hanyalah simbol
bagi khurafat, keburukan, kezholiman dan kedustaan. Menurutnya, Dajjal tak akan muncul di akhir zaman dalam rupa manusia[1].
Lebih gila lagi, di Inggris ada
sebagian orang membuat ilustrasi Dajjal berupa makhluk yang berkepala
singa, bertangan beruang, dan berbadan harimau. Si pembuat ilustrasi itu mengklaim bahwa Dajjal dengan ilustrasi tersebut pernah menguasai Inggris sekitar 1000 tahun yang lalu!![2]
Semua ini adalah klaim batil dan menyimpang. Para ulama kita telah menjelaskan bahwa Dajjal adalah manusia yang berasal dari anak keturunan Nabi Adam –alaihis salam-.
Dia akan keluar di akhir zaman sebagai ujian bagi manusia, sehingga
mereka akan terbagi dalam dua golongan: mukmin atau kafir. Siapa yang
tak menuruti dan mempercayai Dajjal, maka ia tergolong mukmin dan akan
selamat. Namun jika ia membenarkan pengakuan Dajjal sebagai tuhan, maka
ia adalah kafir. Jadi, Dajjal adalah manusia, bukan jin, atau simbol,
bahkan ia adalah keturunan Nabi Adam.
Para pembaca yang budiman, mungkin anda
bertanya dalam hati, “Apa dalilnya yang menunjukkan bahwa Dajjal
adalah manusia?” Pertanyaan ini tentunya membutuhkan jawaban ilmiah,
sehingga si penanya berada di atas bayyinah (keterangan) dalam urusan
agamanya.
الدَّجَّالُِ أَعْوَرُ هِجَانٌ أَزْهَرُ ، كَأَنَّ رَأْسَهُ أَصَلَةٌ ، أَشْبَهُ النَّاسِ بِعَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قَطَنٍ ، فَإِمَّا هَلَكَ الْهُلَّكُ ، فَإِنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ.“Dajjal adalah buta lagi sangat putih. Seakan-akan kepalanya adalah ular. Ia adalah manusia yang paling serupa dengan Abdul Uzza bin Qothon. Jika orang-orang binasa telah binasa, maka sesungguhnya Tuhan-mu tidaklah buta”. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (1/240), Ath-Thobroniy dalam Al-Mu'jam Al-Kabir (11711), Ibnu Hibban dalam Shohih-nya (6796), Abdul Ghoni Al-Maqdisiy dalam Akhbar Ad-Dajjal (66), dan Adh-Dhiya' Al-Maqdisiy dalam Al-Ahadits Al-Mukhtaroh (88). Hadits ini dinilai shohih oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (no. 1193)]
Di dalam hadits ini terdapat keterangan
yang amat gamblang bahwa Dajjal adalah manusia. Pertama, Nabi
-Shallallahu alaihi wa sallam- menyifatinya dengan sifat-sifat manusia
dan yang kedua beliau menyatakan bahwa Dajjal adalah manusia yang paling
mirip dengan Abdul Uzza bin Qothon. Sementara Abdul
Uzza bin Qothon Al-Khuza’iy -radhiyallahu anhu- merupakan salah satu
sahabat Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam-.
Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albaniy -rahimahullah- berkata usai menguatkan hadits ini,
والحديث صريح في أن الدجال
الأكبر من البشر، له صفات البشر، لا سيما وقد شبه به عبد العزى بن قطن،
وكان من الصحابة. فالحديث من الأدلة الكثيرة على بطلان تأويل بعضهم الدجال
بأنه ليس بشخص، وإنما هو رمز للحضارة الأوروبية وزخارفها وفتنتها! فالدجال
من البشر، وفتنه أكبر من ذلك، كما تضافرت على ذلك الأحاديث الصحيحة، نعوذ
بالله منه
“Hadits ini amat gamblang bahwa Dajjal akbar (yang paling besar)[3]
adalah dari kalangan manusia. Ia memiliki sifat-sifat manusia. Terlebih
lagi, ia diserupakan dengan Abdul Uzza bin Qothon. Dia (Abdul Uzza)
termasuk sahabat. Jadi, hadits ini termasuk diantara dalil-dalil yang
banyak menunjukkan batilnya penakwilan sebagian diantara mereka bahwa
Dajjal bukanlah pribadi (manusia), ia hanyalah simbol peradaban Eropa,
polesan dan godaannya!! Dajjal dari kalangan manusia. Godaan-godaannya
lebih besar dibanding hal itu sebagaimana telah banyak sekali
hadits-hadits shohih tentang hal itu. Kami berlindung kepada Allah dari
Dajjal”. [Lihat Silsilah Al-Ahadits Ash-Shohihah (3/191)]
Dajjal adalah manusia biasa. Ia bukan
jin, atau bangsa lain, bahkan ia adalah manusia biasa yang memiliki
kelemahan seperti kita. Bedanya, ia diberi keluarbiasaan yang tidak
dimiliki manusia pada umumnya, sebagai ujian bagi keimanan manusia di
akhir zaman.
Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin -rahimahullah- berkata,
هل الدجال بشر من بني آدم أو من الشياطين أو من مواد أخرى ؟
الجواب : أنه بشر من بني آدم
وأنه كله عيب حتى عينه التي يبصر بها هو أعور كما بيَّن ذلك النبي صلى
الله عليه وآله وسلم ، إذن بشر أعور قبيح المنظر سيئ ،
“Apakah Dajjal adalah manusia dari
kalangan anak cucu Adam ataukah dari kalangan setan atau materi-materi
lain? Jawabnya, bahwa ia adalah manusia dari kalangan anak cucu Adam
dan seluruh dirinya adalah aib, hingga matanya yang pakai melihat
adalah picok (buta sebelah) sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Nabi
-Shallallahu alaihi wa sallam-. Kalau begitu, ia adalah manusia yang
picok lagi buruk penampilannya, jelek”. [Lihat Syarh Al-Aqidah As-Safariniyyah (1/363)-Syamilah]
Pada kesempatan lain, Syaikh Al-Utsaimin pernah menjawab pertanyaan serupa, lalu beliau berkata dalam menjawabnya,
الدجال من بني آدم . وبعض
العلماء يقول : إنه شيطان . وبعضهم يقول : إن أباه إنسي ، وأمه جنية ، وهذه
الأقوال ليست صحيحة ، فالذي يظهر : أن الدجال من بني آدم ، وأنه يحتاج
إلى الأكل والشرب ، وغير ذلك ، ولهذا يقتله عيسى قتلا عاديا كما يقتل
البشر
“Dajjal termasuk anak cucu Adam.
Sebagian ulama berkata, “Sesungguhnya ia (Dajjal) adalah setan”.
Sebagian diantara mereka berkata, “Sesungguhnya ayah Dajjal adalah
manusia, sedang ibunya adalah jin”. Semua pendapat ini tidak benar. Yang
tampak (kuat) bahwa Dajjal termasuk anak cucu Adam,
ia butuh kepada makan dan minum serta yang lainnya. Oleh karena ini,
Isa membunuhnya dengan pembunuhan yang biasa sebagaimana manusia
dibunuh”. [Lihat Majmu' Fatawa wa Rosa'il Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin (2/19)]
Syaikh Sholih bin Abdil Aziz Alusy Syaikh -hafizhahullah- berkata,
والمقصود من هذا أنَّ الدجال
بَشَرْ يخلقه الله – عز وجل – في وقتٍ من الأوقات ثم يأذَنُ بخروجه من
مكانٍ هو فيه على ما يشاء ربنا – جل جلاله -.
“Yang dimaksud dari hal ini bahwa Dajjal adalah manusia
yang Allah -Azza wa Jalla- ciptakan dalam suatu waktu diantara
waktu-waktu, lalu Allah akan izinkan untuk keluar dari suatu tempat yang
ia berada di dalamnya sebagaimana yang diinginkan oleh Robb kita
–Jalla Jalaluh-”. [Lihat Syarh Al-Aqidah Ath-Thohawiyyah (1/629)-Syamilah]
Ringkasnya, Dajjal adalah manusia,
bukan jin, setan, dan bukan pula hasil perkawinan campur antara manusia
dengan jin. Ia adalah manusia sebagaimana yang disebutkan dalam hadits
di atas dan juga dalam hadits-hadits lain yang menceritakan
sifat-sifat dan kehidupan Dajjal.
[1] Ini seperti yang dinyatakan oleh Muhammad Abduh dalam sebuah ucapannya, “Sesungguhnya
Dajjal adalah simbol bagi khurafat, kebohongan, dan berbagai keburukan
yang akan hilang dengan menetapkan syariat sebagaimana mestinya”. [Lihat Qishshoh Al-Masih Ad-Dajjal (hal. 10) karya Syaikh Al-Albaniy -rahimahullah-, cet. Al-Maktabah Al-Islamiyyah, 1421 H]
[2] Dajjal memerintah dan menguasai Inggris?! Semua ini adalah
kedustaan!! Sebab, Dajjal dijelaskan dalam sebagian riwayat bahwa ia
sekarang ini berada di sebuah pulau dalam keadaan terbelenggu
sebagaimana anda dapat baca dalam riwayat Muslim dalam Kitab Asyroot As-Saa’ah, bab : Qishshoh Al-Jassasah (no. 2942), Abu Dawud dalam Kitab Al-Malaahim (4326), At-Tirmidziy dalam Kitab Al-Fitan (2253) dan Ibnu Majah Kitab Al-Fitan (4074)
[3] Dinamai Dajjal akhir zaman dengan Dajjal Akbar, karena ia
yang paling besar kebohongannya atas Allah, sebab ia mengaku sebagai
tuhan selain Allah. Dajjal secara bahasa, artinya: orang yang bohong.
Nah, tukang bohong itu banyak. Tapi yang paling hebat dan berbahaya
adalah Dajjal. Lantaran itu, sebagian ulama menggelarinya dengan
“Dajjal Akbar”.
http://pesantren-alihsan.org/dajjal-manusia-atau-jin.html
Sumber :
http://rindusunnah.com/index.php/aqidah/1899-dajjal-manusia-atau-jin
http://pesantren-alihsan.org/dajjal-manusia-atau-jin.html
Sumber :
http://rindusunnah.com/index.php/aqidah/1899-dajjal-manusia-atau-jin