Minggu, 05 Juli 2015

Syahdu di Malam Khidmat Tarawih

Oleh : Al Ustadz Abu Nasim Mukhtar “iben” Rifai La Firlaz

Ramadhan tahun ini entah Ramadhan ke berapa dalam hidup kita. Tidak banyak di antara kita yang mampu menjawab, “Sudah berapa kali Ramadhan yang Anda lewati selama hidup?” Bulan Ramadhan disebut juga dengan bulan Al Qur’an. Sebabnya, Al Qur’an diturunkan di bulan Ramadhan. Malaikat Jibril di setiap bulan Ramadhan selalu turun untuk membimbing Nabi Muhammad memuraja’ah Al Qur’an. Apalagi di bulan Ramadhan ada ibadah shalat Tarawih yang selalu dihiasi oleh bacaan Al Qur’an.

Sudahkah Anda membaca Al Qur’an hari ini?

Berapa halaman Al Qur’an yang telah Anda baca hari ini?

Pernah ada saran dari seorang kawan, ”Memilih imam tarawih harus selektif, Ustadz. Apalagi di malam-malam ganjil sepuluh hari terakhir. Cari imam yang tajwid dan suaranya bagus. Insya Allah, bisa membantu kami agar lebih khusyu’. Mohon dipertimbangkan, Ustadz”.

Saran di atas memang benar. Suara memang menempati posisi strategis dalam kehidupan. Hanya dengan mendengar suara, kita bisa turut bersedih dan berduka cita. Kadang-kadang kita pun hanyut dalam haru bahagia, hanya karena susunan beberapa suara. Tidak jarang seorang laki-laki tergoda oleh bujuk rayu wanita, juga karena faktor suara. Padahal, bisa jadi ia buruk rupa.

Suara juga bisa menentukan penilaian orang. Jika kita berbicara dengan nada jengkel dan sebal, tentu orang akan tidak akan tertarik dan simpatik. Sebaliknya, dengan modal suara renyah dan menyenangkan, bisa saja yang mula-mulanya tidak tertarik akhirnya berubah sikap. Anda setuju,bukan?

Jadi, saran dari kawan saya di atas memang benar. Al Qur’an yang dilantunkan dengan suara indah di malam-malam tarawih akan memberikan daya tarik. Tentu, sebenarnya bukan hanya terbatas untuk shalat tarawih saja. Kapan pun dan di mana pun Al Qur’an dibaca dengan suara indah pasti berkesan.

Sudahkah Anda membaca Al Qur’an hari ini?

Berapa halaman Al Qur’an yang telah Anda baca hari ini?

Hamzah bin Ali adalah seorang ulama’ ternama  dalam bidang qira’atul Qur’an. Dilahirkan pada tahun 524 H dan wafat di tahun 602 H. Beliau masyhur dengan keindahan suara dan keelokan cara membaca Al Qur’an.

Di salah satu baris dari biografi beliau disebutkan , jika kaum muslimin berbondong-bondong menjadi makmum beliau pada malam-malam tarawih. Wajar sekali!  Tidak berlebihan. Orang-orang tentu ingin merasakan keindahan Al Qur’an. Apalagi yang membacanya adalah seorang imam yang mampu meresapkan makna ayat ke telinga dan hati para pendengar.[1]

Seperti itulah imam Warys. Seorang ulama di negeri Mesir.Bacaannya istimewa dan suaranya pun indah. Jika beliau membaca Al Qur’an, selalu tepat hamz,mad dan tasydidnya. Bahkan, jelas sekali i’rabtiap kata dalam Al Qur’an. Tidak menyebabkan pendengar menjadi jenuh.[2]

Harapan setiap makmum pasti sama. Imam shalatnya harus memiliki wibawa, tajwidnya benar dan indah suaranya. Apalagi ia mampu mengatur tinggi rendahnya nada serta intonasi. Itu pasti berpengaruh.

Abu Muhammad Abdullah bin Ali menjadi imam shalat selama lebih dari limapuluh tahun. Sudah banyak orang yang mengkhatamkan bacaan Al Qur’an dengan bimbingannya. Bacaannya sangat merdu khususnya di malam-malam Ramadhan.[3]

Sehingga, saran dari kawan saya memang benar. Memilih imam tarawih harus selektif. Tarawih bukan ajang coba-coba dan latihan. Dan saya setuju.

Sudahkah Anda membaca Al Qur’an hari ini?

Berapa halaman Al Qur’an yang telah Anda baca hari ini?

Baiklah. Sejatinya, bagaimanakah nabi Muhammad membimbing kita dalam hal ini?

Menurut ajaran dan arahan nabi Muhammad, setiap muslim yang membaca Al Qur’an semestinya dilantunkan dengan suara merdu dan indah. Sebab, keindahan suara akan menambah keindahan Al Qur’an.

Rasulullah bersabda,

حَسِّنُوْا القُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ؛ فَإِنَّ الصَّوْتَ الحَسَنَ يَزِيْدُ القُرْآنَ حُسْناً

“Perindahlah Al Qur’an dengan suara kalian. Sungguh, suara yang indah akan menambah keindahan Al Qur’an”[4]

Jadi, membaca dengan suara merdu dan indah adalah hak Al Qur’an. Artinya, boleh jadi ada yang bertanya, ”Apakah hal itu tidak termasuk riya’ dan su
m’ah?” Pertanyaan semacam ini sah-sah saja diajukan. Toh, kita juga sedang menentukan yang terbaik untuk meraih hasil terbaik.

Sekali lagi, membaca dengan suara merdu dan indah adalah hak Al Qur’an!  Berikan dan tunaikanlah hak Al Qur’an sebagaimana mestinya. Setelah itu, kita pun belum berhenti untuk berjuang. Berjuang melawan godaan syaitan agar tidak terjatuh dalam riya’ dan sum’ah. Kita membaca Al Qur’an dengan suara indah dan merdu bukan dengan tujuan agar dikata dan disebut orang sebagai ahli qira’ah. Bukan! Namun, itu adalah hak Al Qur’an.

Sebab, di sisi lain Rasulullah juga pernah menggariskan lingkaran tegas tentang melantunkan Al Qur’an dengan suara merdu.Beliau bersabda,

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ

“Tidak termasuk golongan kami,orang yang tidak memerdukan Al Qur’an”[5]

Inilah anjuran Nabi. Selain memberikan motivasi, beliau juga mengancam. Beliau memotivasi umatnya untuk membaca Al Qur’an dengan suara indah. Di sisi lain, beliau juga mengancam pengikutnya yang tidak memerdukan Al Qur’an. Bahkan, beliau menyatakan dengan “tidak termasuk golongan kami”.

Sudahkah Anda membaca Al Qur’an hari ini?

Berapa halaman Al Qur’an yang telah Anda baca hari ini?

Suatu malam, Abu Musa Al Asy’ari melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an. Istri-istri nabi Muhammad pun bergegas bangkit untuk mendengarkan dan menikmati bacaan Al Qur’an yang dilantunkan oleh Abu Musa.

Pagi harinya, Abu Musa mendapat cerita tentang para istri Nabi semalam. Kata Abu Musa,”Seandainya aku tahu, akan semakin elok aku baca dan akan aku tambahkan kemerduannya!”[6]

Suara memang berpengaruh! Perindahlah Al Qur’an dengan suara yang indah.

Abdurrahman bin Bisyr juga termasuk ulama’ yang tercatat sebagai ahli qira’ah. Saking indahnya beliau membaca Al Qur’an, sampai-sampai pemimpin yang berkuasa saat itu, Abdullah bin Thahir Al Amir, rela berpura-pura menjadi seperti orang biasa hanya demi mendengarkan bacaan Abdurrahman bin Bisyr di malam hari.[7]

Subhanallah! Suara nan indah akan membuat orang tertarik dan senang mendengarkan Al Qur’an.

Abu Utsman An Nahdi pernah berujar, ”Jika Abu Musa Al Asy’ari menjadi imam shalat, kami berharap agar ia membaca saja surat Al Baqarah. Sebab, suaranya sangat indah”[8]

Nah, pernahkah Anda mendengar istilah “suara emas”? Dalam dunia tarik suara dan seni suara, orang yang memiliki suara emas sangat dicari. Bahkan ada beberapa orang yang berprofesi sebagai pencari bakat suara emas. Dengan sedikit polesan, orang yang memang memiliki bakat suara emas akan memiliki nilai jual yang tinggi. Sebagai penyanyi. Na’udzu billah

Ada juga sekolah dan lembaga yang bergerak di bidang pendidikan olah dan vokal suara. Ada les-les privat untuk paduan suara. Semuanya ingin “menjual” suara. Sungguh luar biasa usaha yang dilakukan agar memiliki suara emas. Ada yang tidak mau mengkonsumsi makanan berminyak, ada yang pantang minuman es,a da yang melakukan terapi gurah dan ada juga yang rutin mengkonsumsi permen pelega tenggorokan.

Pernah juga diadakan kegiatan audensi di sebuah kota besar untuk mencari remaja-remaji yang memiliki bakat suara. Dengan janji, akan diorbitkan sebagai artis atau penyanyi, ribuan anak muda membanjiri kegiatan tersebut. Ya, untuk mencari bakat suara.

Ini kaitannya dengan anak-anak kita, anak-anak Anda semua.

Semestinya, sebagai orang tua juga pendidik, kita pun harus jeli dan cerdas untuk menemukan bakat suara emas dari anak-anak kita. Bukan untuk menjadi artis! Atau penyanyi! Bukan! Tetapi untuk Al Qur’an. Bukankah Rasulullah sudah menjelaskan arti suara bagi Al Qur’an?

Maksudnya, marilah mendorong dan mendukung anak-anak kita untuk membaca dan menghafalkan Al Qur’an dengan suara indah dan merdu. Seringkali hal ini terlupakan dan terlewatkan.Atau mungkin karena kita tidak memiliki kesadaran dan perhatian kepada anak-anak? Mungkin.

Anak-anak kita di pesantren-pesantren ternyata luar biasa. Tidak sedikit di antara mereka yang memiliki bakat untuk melantunkan ayat-ayat suci dengan suara indah nan merdu. Sesekali datanglah ke pesantren lalu mintalah salah seorang di antara santri untuk memb
aca Al Qur’an, dengan suara yang indah. Atau cobalah panggil anak Anda yang selama ini jarang Anda simak hafalannya kemudian silahkan Anda memintanya untuk membaca Al Qur’an. Luar biasa, bukan?

Rasulullah bersabda,

حُسْنُ الصَّوْتِ زِيْنَةُ القُرْآنِ

“Keindahan suara merupakan perhiasan Al Qur’an”[9]

Yahya bin Watsab juga dikenal dengan keindahan suara. Jika beliau menjadi imam shalat, tidak akan terdengar sedikit pun gemerisik gerakan di dalam masjid. Seakan-akan tidak ada satu pun orang di dalam masjid karena seluruh makmum khusyu’ mendengarkan bacaan Al Qur’an.[10]

Kita pun, yang sudah merasa “tua” ini, mestinya bertambah giat untuk belajar Al Qur’an. Masih selalu terbuka kesempatan untuk belajar tajwid dan tahsin Al Qur’an. Barangkali kita juga memiliki bakat suara seperti anak-anak kita. Bisa jadi bakat suara kita yang selama ini terpendam akhirnya tergali kembali. Ujung-ujungnya, kita harus semangat belajar Al Qur’an.

Sudahkah Anda membaca Al Qur’an hari ini?

Berapa halaman Al Qur’an yang telah Anda baca hari ini?

_____________________________

Catatan Kaki :

[1] Siyar 2/1512

[2] Siyar 1/711

[3] Siyar 3/1408.Wafat pada tahun 541 H

[4] Hadits Al Bara’ bin Azib riwayat Darimi (3501) dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami’ (3145)

[5] Hadits Abu Hurairah riwayat Bukhari (7089)

[6] Siyar 1/168

[7] Siyar 5/894

[8] Siyar 7/169

[9] Hadits Ibnu Mas’ud riwayat Thabrani dalam Al Kabir (10023) dihasankan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami’ (3144)

[10] Siyar 3/402

📌Sumber bacaan:
http://www.ibnutaimiyah.org/2013/07/syahdu-di-malam-khidmat-tarawih/

📶📶📶
📖 WhatsApp Salafy Solo