Jumat, 01 Mei 2020

KEJAHILAN, LAHAN SUBUR TERORISME

BAHAYA KEJAHILAN

Sikap jahil yang melekat di masyarakat Islam bisa menjadi lahan subur bagi tumbuhnya terorisme. Kekurang pahaman sebagian kaum muslimin terhadap ajaran Islam yang sebenarnya bakal menjadi celah menyusupnya paham-paham sempalan. Di antara sebab terseretnya manusia dalam pusaran paham sempalan adalah kejahilan dalam memaknai ayat atau hadits. Penafsiran terhadap satu ayat atau hadits tidak didasarkan pada kaidah baku sebagaimana dituntunkan oleh para ulama salaf.

Di sisi lain, masyarakat muslim diliputi pula oleh kejahilan sehingga tidak mampu memilah mana ajaran yang benar dan mana ajaran yang batil. Sempurnalah sudah dua sisi kejahilan. Sebagai pendakwah, jahil dalam menafsirkan ayat atau hadits, sedangkan yang menerima dakwah juga jahil lantaran tak memiliki bekal untuk menyaring ajaran-ajaran yang tidak benar. Berapa banyak anak muda yang masih polos dijejali paham ekstrem. Dengan kehampaan ilmu syar’i yang ada pada mereka, dipiculah semangat berperang. Doktrin ekstrem dengan kemasan jihad disuntikkan kepada mereka.

Akhirnya, daya tempur melibas musuh meluap-luap. Siapa yang tak sepaham dengan mereka dinyatakan sebagai musuh atau kaki tangan kaum kafir. Sikap ekstrem ini berujung pada pengkafiran serta penghalalan darah dan harta kaum muslimin. Tak sekadar itu, lantaran tidak berbekal ilmu yang memadai, makna jihad menciut di hadapan mereka. Jihad dimaknai oleh mereka sebagai tindakan perang, mengangkat senjata. Tak terlintas pengertian jihad yang lebih luas sebagaimana dijelaskan oleh para ulama. Karena itu, yang menggayut dalam benak mereka adalah jargon “Dibunuh atau Membunuh”. Pengertian jihad menjadi sempit adanya. Dalam sebuah hadits dari Fadhalah bin Ubaid al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda saat Hajjatul Wada’ (haji perpisahan),

الْمُجَاهِدُ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي طَاعَةِ اللهِ

“Orang yang berjihad (mujahid) itu adalah orang yang bersungguh-sungguh (melawan) nafsunya dalam rangka menaati Allah Subhanahu wata’ala.” (HR. al-Bazzar,

dinyatakan hasan oleh asy-Syaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i dalam ash-Shahihu al-Musnad, 2/124 no. 1065)

Jadi, setiap muslim yang dengan ikhlas dan ittiba’ (mengikuti Rasulullah) Shallallahu ‘alaihi wasallam terus-menerus berupaya dengan sungguh-sungguh untuk senantiasa taat kepada Allah Subhanahu wata’ala, dia adalah seorang mujahid. Dirinya terhitung dalam jihad. Jadi, dengan hadits di atas pemaknaan jihad tak semata dengan cara berperang mengangkat senjata.

CARA IDENTIFIKASI TERORIS

Di antara cara mengidentifikasi seseorang yang berjubah, berjenggot, berpakaian di atas mata kaki, dan berkopiah putih atau bersorban, apakah termasuk jaringan sesat atau tidak, lihatlah teman seiring dalam beraktivitas dan mengaji ilmu agama. Sebab, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan,

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

“Seseorang tergantung atas agama temannya. Maka dari itu, perhatikan siapa yang menjadi teman dekatnya.” (lihat ash-Shahihah no. 927)

Saat al-Imam Sufyan ats-Tsauri tiba di Bashrah, beliau melihat kedudukan ar-Rabi’ bin Shubaih di tengah-tengah umat. Lantas beliau bertanya tentang mazhab (pemahaman) agama ar-Rabi’. Jawab mereka, “Tiada lain mazhabnya adalah as-Sunnah.”

Al-Imam Sufyan bertanya, “Siapa temannya?” Orang-orang menjawab, “Orangorang Qadariyah (yang ingkar terhadap takdir).” Kata al-Imam Sufyan ats-Tsauri, “Kalau begitu, dia seorang qadari.” (al-Ibanah, Ibnu Baththah. Lihat Ijma’ul Ulama ‘ala al-Hajr wa at-Tahdzir min Ahli al-Ahwa’, asy-Syaikh Khalid bin Dhahwi azh-Zhafiri, hlm. 106)

Kemudian cermati buku-buku atau kitab-kitab yang dikaji, dibaca dan dijadikan rujukan dalam bersikap, bertindak, beramal, dan berucap. Manakala buku atau kitab yang dijadikan pegangan melegalkan anarkisme, terorisme, mendorong untuk melakukan kemaksiatan, bid’ah, dan penyimpangan syar’i lainnya, akan semakin tampak arah kecenderungannya dalam beragama. Di antara buku atau kitab yang berbahaya adalah tulisan Sayid Quthb, Salman al-Audah, Hasan al-Bana, Said Hawa, Fathi Yakan, Abu Muhammad al-Maqdisi (yang dijebloskan ke penjara di Jordania), dan Abdul Qadir bin Abdul Aziz alias Dr. Fadhl alias Sayid Imam Abdul Aziz asy-Syarif (dipenjara seumur hidup di Mesir atas perannya dalam kelompok Islamic Jihad, dia adalah teman sekolah dan sahabat Aiman azh-Zhawahiri, pentolan al-Qaeda Usamah bin Ladin), serta buku-buku yang diterbitkan oleh jaringan teroris Khawarij. Seseorang yang memiliki kecenderungan kepada al-haq akan menghindari buku-buku semacam itu. Dia akan mengikuti bimbingan salafus saleh.

Dinukil oleh al-‘Allamah Ibnu Muflih rahimahullah dalam al-Adabu asy-Syar’iyah, mengutip apa yang disebutkan oleh asy- Syaikh Muwaffiquddin Rahimahullah bahwa salaf melarang bermajelis dengan ahli bid’ah, memerhatikan buku-buku mereka dan mendengarkan perkataannya. (Ijma’ul Ulama’, hlm. 69)

SIKAP PARA DAI DAN USTADZ SALAFY YANG ADA DI INDONESIA TERHADAP TERORISME

Hal ini tercermin dari kajian-kajian ilmiah yang digelar para ustadz tersebut di berbagai kota dan daerah di seluruh pelosok Indonesia. Acara kajian tersebut senantiasa bekerja sama dan didukung oleh aparat kepolisian, baik Polres maupun Polsek. Bahkan, tak jarang ada utusan dari kepolisian yang hadir dan memberikan sambutan.

Diantara para dai dan kegiatan kajian mereka seputar radikalisme dan terorisme adalah sebagai berikut :

Al-Ustadz Muhammad Umar as-Sewed Hafizhohullah

1. Prinsip Kebersamaan dalam Meraih Kebahagiaan Hidup Bernegara (Mapolres Ciamis, 23 April 2015)

2. Membongkar Kesesatan ISIS, Paham Radikalisme & Teroris (Depok, 26 April 2015)

3. Bahaya Radikalisme ISIS & Syiah bagi Bangsa dan Negara (Balikpapan, 2 Mei 2015)

Al-Ustadz Luqman Baabduh Hafizhohullah

1. Bahaya Radikalisme ISIS Terhadap Agama dan Negara (Mapolres Bondowoso, 2 Agustus 2015)

2. Terorisme dan Bahayanya terhadap Umat, Bangsa, dan Negara (Sengkang, 7 Februari 2016)

3. Bahaya Radikalisme dan Komunisme terhadap Negara (Denpasar, 2 Oktober 2016)

4. Menyelamatkan Akidah Umat dari Radikalisme dan Komunisme (Tanjungpandan—Belitung, 15 April 2017)

Al-Ustadz Qomar Suaidi Hafizhohullah

1. Mewaspadai dan Membentengi Umat dari Paham dan Gerakan Radikalisme, ISIS, Syiah dan Lainnya (Sukoharjo, 23 Mei 2015)

2. Bom Bunuh Diri dan Terorisme dalam Bingkai Syariah (Bandung, 8 Februari 2016)

3. Konsep Islam dalam Membentengi Umat dari Kerusakan Moral dan Akidah Menyimpang (Radikalisme, Terorisme, dan Komunisme) (Aceh Tamiang, 17 Desember 2016)

Al-Ustadz Usamah Mahri

1. Radikalisme Bukan Ajaran Islam (Klaten, 24 Mei 2015)

2. Islam Anti Radikalisme (Semarang, 24 Februari 2016)

3. Gerakan Radikalisme Ancaman Bagi Umat dan Negara (Pinrang, 15—16 Agustus 2016)

Demikian pula kegiatan Kajian Islam Ilmiah Nasional yang digelar secara rutin setiap tahun di Masjid Agung Manunggal, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kajian Islam yang mendatangkan para ulama Ahlus Sunnah dari Timur Tengah ini merupakan salah satu bentuk nyata peran aktif dakwah salafiyah dalam upaya turut serta menciptakan kedamaian dan stabilitas keamanan di Indonesia, serta memerangi radikalisme dan terorisme di negeri ini.

Acara rutin tahunan ini selalu bekerja sama dan mendapat dukungan dari Mabes Polri. Demikian pula Polda DIY selalu mendukung. Di antara tema yang pernah disajikan di antaranya:

1. Batilnya Ideologi Khawarij/Pemberontak (2005)

2. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar dalam Islam Bukan Anarkisme (2011)

3. Menangkal Radikalisme Berdasarkan Pemahaman Salaf (2015)

4. Tuntunan Islam dalam Menangkal Radikalisme untuk Menjaga Keutuhan Bangsa dan Agama (April 2016)

5. Solusi Islam dalam Menangkal Radikalisme dan Dekadensi Moral Bangsa (Agustus 2016)

Maka dari itu, bagaimana bisa dikatakan bahwa Salafi wahabi mengajarkan terorisme, atau ajarannya berpotensi radikal? Sungguh, tuduhan yang jauh dari kebenaran. Hal itu tidak lain hanyalah sebuah pencitraan yang tak bertanggung jawab.

Join & Share :
https://t.me/salafy_gelumbang

Sumber :
https://t.me/inifaktabukanfitnah/4395
https://asysyariah.com/kejahilan-lahan-subur-terori
https://asysyariah.com/kajian-utama-bahaya-laten-terorisme/
https://asysyariah.com/fatwa-ulama-arab-saudi-tentang-radikalisme-dan-terorisme/