Islam adalah agama yang benar dan
diridhai Allah subhanahu wata’ala, tidak akan mungkin bertemu dengan
kekufuran selama-lamanya. Antara Islam dan agama lainnya ada furqan
(jurang pemisah) yang jauh, yang tidak mungkin akan sejalan dan searah.
Menyamakan antara ridha dengan murka adalah menyelisihi fitrah dan akal
sehat.
Menyatukan antara yang haq danyang batil
adalah sebuah kebatilan dan penyimpangan dari hakikat fitrah yang telah
diberikan oleh Allah. Menyamakan antara gelap dan terang adalah
menyelisihi akal setiap manusia. Sehingga, usaha menyatukan dua hal yang
bertentangan dan bertolak belakang ini adalah usaha iblis dalam
menyesatkan Bani Adam. Islam adalah agama yang diridhai Allah subhanahu
wata’ala, sementara kekufuran adalah agama yang dimurkai dan
dibenci-Nya. Sebagaimana dalam firman-firman-N ya:
ﻡﺎَﻠْﺳِﺈْﻟﺍ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺪِّﻳﻦَ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠﻪِ
“Sesungguhnya agama yang benar adalah Islam.” (Ali ‘Imran: 19)
َﻮُﻫَﻭ ﻭَﻣَﻦْ ﻳَﺒْﺘَﻎِ ﻏَﻴْﺮَ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡِ ﺩِﻳﻨًﺎ ﻓَﻠَﻦْ ﻳُﻘْﺒَﻞَ ﻣِﻨْﻪُ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺂﺧِﺮَﺓِ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺨَﺎﺳِﺮِﻳﻦَ
“Dan barangsiapa mencari selain Islam
sebagai agama, maka tidak akan diterima darinya dan di akhirat dia
termasuk orang-orang yang merugi.” (Ali‘Imran: 85)
ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺃَﻛْﻤَﻠْﺖُ ﻟَﻜُﻢْ ﺩِﻳﻨَﻜُﻢْ ﻭَﺃَﺗْﻤَﻤْﺖُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻧِﻌْﻤَﺘِﻲ
ﻭَﺭَﺿِﻴﺖُ ﻟَﻜُﻢُ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡَ ﺩِﻳﻨًﺎ
ﻭَﺭَﺿِﻴﺖُ ﻟَﻜُﻢُ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡَ ﺩِﻳﻨًﺎ
“Pada hari ini Aku telah sempurnakan
bagi kalian agama kalian dan Aku telah menyempurnakan nikmat-Ku untuk
kalian dan Aku ridha Islam sebagai agama kalian.” (Al-Ma`idah: 5)
ِﻡﺎَﻠْﺳِﺈْﻠِﻟ ﻓَﻤَﻦْ ﻳُﺮِﺩِ ﺍﻟﻠﻪُ ﺃَﻥْ ﻳَﻬﺪِﻳَﻪُ ﻳَﺸْﺮَﺡْ ﺻَﺪْﺭَﻩُ
“Barangsiapa yang Allah inginkan kepadanya hidayah, Allah lapangkan dadanya dengan Islam.” (Al-An’am: 125)
ٍﺭﻮُﻧ ﺃَﻓَﻤَﻦْ ﺷَﺮَﺡَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺻَﺪْﺭَﻩُ ﻟِﻠْﺈِﺳْﻠَﺎﻡِ ﻓَﻬُﻮَ ﻋَﻠَﻰ ﻣِﻦْ ﺭَﺑِّﻪِ
“Barangsiapa yang telah dilapangkan dadanya oleh Allah dengan Islam, maka dia berada di atas cahaya dari Allah.” (Az-Zumar: 22)
ﺇِﻥْ ﺗَﻜْﻔُﺮُﻭﺍ ﻓَﺈِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻏَﻨِﻲٌّ ﻋَﻨْﻜُﻢْ ﻭَﻟَﺎ ﻳَﺮْﺿَﻰ
ﻟِﻌِﺒَﺎﺩِﻩِ ﺍﻟْﻜُﻔْﺮَ
ﻟِﻌِﺒَﺎﺩِﻩِ ﺍﻟْﻜُﻔْﺮَ
“Jika kalian kafir maka sesungguhnya
Allah tidak butuh kepada kalian dan Allah tidak meridhai kekufuran dari
hamba-hamba-Nya.” (Az-Zumar: 7)
Menyamakan Antara Islam dan Selainnya
adalah Pembatal Keislaman Pembatal Islam adalah perkara yang
sesungguhnya telah jelas dalam agama, namun tidak sedikit dari kaum
muslimin yang terjatuh padanya. Hal ini disebabkan karena jauhnya mereka
dari pengajaran agama yang benar, berkuasanya hawa nafsu pada diri
mereka, belenggu taqlid buta dan fanatik, serta munculnya para da’i di
pintu neraka sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam,
dalam riwayat Al-Imam Al-Bukhari (no. 3338) dan Muslim (no. 3434) dari
shahabat Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu anhu .
Sementara ini, pembatal keislaman dalam
pandangan kaum muslimin terbatas pada sembah sujud kepada selain Allah
Subhanahu wata’ala, seperti yang dilakukan oleh orang- orang jahiliah
atau pindah agama. Hal ini menyebabkan mereka tidak percaya jika seorang
muslim yang melaksanakan rukun-rukun Islam seperti mengucapkan dua
kalimat
syahadat, shalat, berpuasa, berzakat,
dan berhaji bisa menjadi kafir atau murtad dari agama. Padahal itu
merupakan sesuatu yang sudah jelas perkaranya. Terlebih lagi Allah
Subhanahu wata’ala, telah menjelaskan dalam firman-Nya:
ﺇِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻛَﻔَﺮُﻭﺍ ﺑَﻌْﺪَ ﺇِﻳﻤَﺎﻧِﻬِﻢْ ﺛُﻢَّ ﺍﺯْﺩَﺍﺩُﻭﺍ ﻛُﻔْﺮًﺍ ﻟَﻦْ ﺗُﻘْﺒَﻞَ ﺗَﻮْﺑَﺘُﻬُﻢْ ﻭَﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻫُﻢُ ﺍﻟﻀَّﻻُّﻮﻥَ
“Sesungguhya orang-orang yang kafir
setelah iman mereka kemudian bertambah kekufurannya, niscaya tidak akan
diterima taubatnya dan mereka termasuk orang-orang yang sesat.” (Ali
‘Imran: 90)
َّﻢُﺛ
ﺇِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺛُﻢَّ ﻛَﻔَﺮُﻭﺍ ﺛُﻢَّ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺛُﻢَّ ﻛَﻔَﺮُﻭﺍ
ﺍﺯْﺩَﺍﺩُﻭﺍ ﻛُﻔْﺮًﺍ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦِ ﺍﻟﻠﻪُ ﻟِﻴَﻐْﻔِﺮَ ﻟَﻬُﻢْ ﻭَﻟَﺎ
ﻟِﻴَﻬْﺪِﻳَﻬُﻢْ ﺳَﺒِﻴﻠًﺎ
ﻟِﻴَﻬْﺪِﻳَﻬُﻢْ ﺳَﺒِﻴﻠًﺎ
“Sesungguhnya orang-orang yangberiman
kemudian menjadi kafir lalu kemudian beriman lagi kemudian menjadi kafir
dan bertambah kekufurannya, niscaya Allah tidak akan mengampuni mereka
dan tidak akan menunjuki mereka jalan (yang lurus).” (An-Nisa`: 137)
ﻗُﻞْ ﺃَﺑِﻻﻠﻪِ ﻭَﺁﻳَﺎﺗِﻪِ ﻭَﺭَﺳُﻮﻟِﻪِ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﺗَﺴْﺘَﻬْﺰِﺋُﻮﻥَ. ﻟَﺎ ﺗَﻌْﺘَﺬِﺭُﻭﺍ ﻗَﺪْ ﻛَﻔَﺮْﺗُﻢْ ﺑَﻌْﺪَ ﺇِﻳﻤَﺎﻧِﻜُﻢْ
“Katakan: ‘Apakah terhadap Allah,
ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian berolok-olok? Tidak ada alasan bagi
kalian, sungguh kalian telah kafir setelah keimanan kalian’.”
(At-Taubah: 65-66)
Ayat-ayat di atas menjelaskan bahwa
sangat mungkin seorang yang beriman menjadi kafir kepada Allah subhanahu
wata’ala, bila dia melakukan sesuatu yang menyebabkan batal Islamnya
sekalipun dia masih shalat, berpuasa, berhaji, dan sebagainya.
Ada sepuluh pembatal Islam yang sebagian
ulama menyebutkannya di dalam kitab-kitab mereka. Ini bukan merupakan
suatu batasan, namun mereka menyebutkan hal-hal
yang paling besar bahayanya dan paling banyak terjadi di tengah kaum muslimin di masa mereka. Di antara sepuluh hal yang mereka sebutkan adalah:
1. Menyekutukan Allah Subhanahu wata’ala,dalam peribadahan kepada-
Nya.
2. Menjadikan perantara antara dirinya dengan Allah Subhanahu wata’ala, sehingga dia berdoa kepada perantara itu.
3. Orang yang tidak mengkafirkan kaum musyrikin, ragu-ragu terhadap kekufuran mereka, atau membenarkan madzhab mereka.
4. Meyakini bahwa petunjuk selain petunjuk Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, lebih sempurna daripada petunjuk beliau dan hukum selain hukum beliau lebih baik daripada hukum beliau, seperti orang yang mengutamakan hukum buatan orang yang tidak berhukum dengan hukum Allah.
5. Membenci apa-apa yang datang dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, walaupun kecil dan sekalipun dia mengamalkannya.
6. Melecehkan apa-apa yang datang dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, walaupun sedikit.
yang paling besar bahayanya dan paling banyak terjadi di tengah kaum muslimin di masa mereka. Di antara sepuluh hal yang mereka sebutkan adalah:
1. Menyekutukan Allah Subhanahu wata’ala,dalam peribadahan kepada-
Nya.
2. Menjadikan perantara antara dirinya dengan Allah Subhanahu wata’ala, sehingga dia berdoa kepada perantara itu.
3. Orang yang tidak mengkafirkan kaum musyrikin, ragu-ragu terhadap kekufuran mereka, atau membenarkan madzhab mereka.
4. Meyakini bahwa petunjuk selain petunjuk Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, lebih sempurna daripada petunjuk beliau dan hukum selain hukum beliau lebih baik daripada hukum beliau, seperti orang yang mengutamakan hukum buatan orang yang tidak berhukum dengan hukum Allah.
5. Membenci apa-apa yang datang dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, walaupun kecil dan sekalipun dia mengamalkannya.
6. Melecehkan apa-apa yang datang dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, walaupun sedikit.
7. Sihir.
8. Membela kaum musyrikin dan menolong mereka dalam menghadapi kaum muslimin.
9. Meyakini bolehnya keluar dari agama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, sebagaimana
keluarnya Khidhir dari ajaran Nabi Musa alaihissalam.
10. Berpaling dari agama AllahSubhanahu wata’ala, pada perkara-perkaranya yang paling inti, artinya dia tidak mau mempelajarinya atau beramal dengannya.
8. Membela kaum musyrikin dan menolong mereka dalam menghadapi kaum muslimin.
9. Meyakini bolehnya keluar dari agama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, sebagaimana
keluarnya Khidhir dari ajaran Nabi Musa alaihissalam.
10. Berpaling dari agama AllahSubhanahu wata’ala, pada perkara-perkaranya yang paling inti, artinya dia tidak mau mempelajarinya atau beramal dengannya.
Sungguh, menyamakan Islam dengan agama
selainnya termasuk salah satu pembatal keislaman dan menyebabkan
penyerunya kafir murtad dari agama. Bahaya Konsep Menyamakan Islam
dengan Selainnya Sekali lagi, sebuah konsep peneluran iblis ini sangat
membahayakan keyakinan kaum muslimin jika mereka menerimanya.
Oleh karena itu, setiap muslim wajib mengingkari hal tersebut baik dengan lisan atau
tulisan, dan meyakini bahwa ini adalah seruan menuju keingkaran kepada Allah Subhanahu wata’ala, yang lebih berbahaya dari nuansa karikatur.
tulisan, dan meyakini bahwa ini adalah seruan menuju keingkaran kepada Allah Subhanahu wata’ala, yang lebih berbahaya dari nuansa karikatur.
Bahaya konsep ini terlihat dari beberapa
hal di bawah ini: Pertama: Penentangan terang- terangan terhadap
nash-nash Al- Qur`an atau hadits shahih yang telah menjelaskan perbedaan
antara Islam dan kufur, haq dan batil, syirik dan tauhid, sunnah dan
bid’ah, serta petunjuk dengan kesesatan, berikut nash-nash yang melarang
kita untuk menyerupai mereka.
ﻓَﺬَﻟِﻜُﻢُ ﺍﻟﻠﻪُ ﺭَﺑُّﻜُﻢُ ﺍﻟْﺤَﻖُّ ﻓَﻤَﺎﺫَﺍ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﺇِﻟَّﺎ
ﺍﻟﻀَّﻠَﺎﻝُ ﻓَﺄَﻧَّﻰ ﺗُﺼْﺮَﻓُﻮﻥَ
ﺍﻟﻀَّﻠَﺎﻝُ ﻓَﺄَﻧَّﻰ ﺗُﺼْﺮَﻓُﻮﻥَ
“Demikianlah Allah adalah Rabb kalian
yang haq, dan tidaklah setelah kebenaran melainkan kesesatan. Maka
bagaimana kalian dipalingkan?” (Yunus: 32)
Kedua: Penghinaan terhadap Islam sebagai
agama yang benar, dan sebaliknya memuji agama kekafiran. Tentu ini
adalah sebuah kekafiran.
ُﻡﺎَﻠْﺳِﺈْﻟﺍ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺪِّﻳﻦَ ﻋِﻨْﺪَ ﺍﻟﻠﻪِ
“Sesungguhnya agama yang benar adalah Islam.”
(Ali‘Imran: 19)
(Ali‘Imran: 19)
Ketiga: Meruntuhkan kaidah ingkarul
mungkar (mengingkari kemungkaran) dalam agama. Keempat: Menumbangkan
panji jihad, di mana Allah Subhanahu wata’ala, telah memerintahkan
kepada kaum mukminin untuk memerangi orang- orang kafir.
ْﻆُﻠْﻏﺍَﻭ ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺟَﺎﻫِﺪِ ﺍﻟْﻜُﻔَّﺎﺭَ ﻭَﺍﻟْﻤُﻨَﺎﻓِﻘِﻴﻦَ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﻭَﻣَﺄْﻭَﺍﻫُﻢْ ﺟَﻬَﻨَّﻢُ ﻭَﺑِﺌْﺲَ ﺍﻟْﻤَﺼِﻴﺮُ
“Wahai nabi, perangilah orang-orang
kafir, munafik dan bersikap tegaslah kalian terhadap mereka. Dan tempat
kembali mereka adalah Jahannam dan (Jahannam) adalah sejelek-jelek
tempat kembali.” (At-Tahrim: 9)
Dan tentunya masih banyak lagi
bahaya-bahaya konsep iblis ini. Dan ini merupakan ru`usul aqlam
(poin-poin yang penting). Wallahu ta’ala a’lam.
Sumber
http://salafy.or.id/blog/2016/09/01/islam-dan-kufur-dua-nama-yang-tidak-bakal-bersenyawa/
http://salafy.or.id/blog/2016/09/01/islam-dan-kufur-dua-nama-yang-tidak-bakal-bersenyawa/
http://asysyariah.com/penyamaan-agama-adalah-perbuatan-kufur/